Palembang, Sumselupdate.com — Setelah satu keluarga Zainal (45) dan istrinya Sukainah (42) beserta kelima anaknya yakni, Hanif, Nia, La, Wa, dan Dek Fa menghilang, kini satu keluarga lainnya ikut raib.
Adalah A Yani (33) dan istrinya Riski Febrianti (24) serta tiga anaknya Zaprin (7), Melinda (6), dan Nadia (2), raib tak tahu rimbanya.
Dua keluarga kecil itu dilaporkan hilang dalam beberapa bulan terakhir yang diduga ikut dalam organisasi Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara).
Hilangnya A Yani dan Febrianti terungkap setelah Mariyam (53), ibunda A Yani mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Mapolresta Palembang.
Menurut Mariyam, anaknya sekeluarga pamit pergi ke Pulau Kalimantan sejak 7 September tahun 2015 lalu.
Mulanya Mariyam tak menaruh curiga sampai akhirnya dirinya menemukan berbagai atribut Gafatar di kamar anaknya tersebut.
Menurut dia, anaknya semula rajin shalat. Kemudian, delapan tahun lalu merantau ke Jakarta dan ke Palembang membawa gadis yang akan diperistrinya.
Namun sejak menikah, anaknya tersebut cenderung berubah dan enggan lagi melaksanakan perintah agama seperti yang selama ini dia lakukan sampai kini telah memiliki tiga anak.
“Setahun terakhir sebelum dirinya memutuskan pindah ke Kalimantan, anak saya itu sering ikut perkumpulan di daerah Kenten, saya tau itu Gafatar dari Jaketnya,” kata Mariyam, Jumat (15/1).
Setelah pindah ke Kalimantan, dalam sebulan pertama tepatnya hingga Oktober anaknya tersebut sering memberikan kabar melalui telepon selular.
“Saya sering ngobrol lewat telepon, sesekali juga bicara sama cucu. Tapi yang saya heran, waktu ditelepon cucu saya mengeluh kalau dia di sana selalu makan jagung. Ini aneh buat saya, apalagi saat dilihat di kamarnya terdapat juga atribut Gafatar seperti jaket, surat menyurat, bed nama, dan buku-buku organisasi tersebut,” katanya.
Kasat Reskrim Mapolresta Palembang, Kompol Marully Pardede, SIk melalui Kanit SPK, Aipda Novi Arianto membenarkan pihaknya telah menerima laporan kehilangan atas nama keluarga tersebut dengan tanda bukti nomor SKTLK/07-C/I/2016/Sumsel/Resta.
Terpisah, Kasat Intelkam Polresta Palembang, Kompol Budi Santoso mengatakan, sudah melakukan rapat dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kesbangpol dan membahas adanya organisasi Gafatar ini.
“Kita juga sudah melakukan penggerebekan di wilayah Kalidoni beberapa waktu yang lalu, dan hasilnya tempat tersebut sudah ditinggalkan enam bulan lalu,” terangnya.
Selain itu, pihaknya juga telah melakukan pendalaman terhadap laporan-laporan orang hilang yang masuk ke Mapolresta Palembang. (erk)