Palembang, sumselupdate.com – Budidaya ikan hias kini mulai digemari oleh masyarakat Kota Palembang. Jumlah pembudidaya ikan hias di kota empek-empek ini pun semakin bertambah dari waktu ke waktu. Hal ini tidak terlepas karena usaha budidaya tersebut dinilai cukup menguntungkan, di samping jumlah masyarakat penggemar ikan hias pun kian banyak. Sayangnya, usaha yang dapat mendorong kemandirian ekonomi masyarakat ini dinilai belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah.
Penilaian tersebut salah satunya dilontarkan oleh Pujiono (51), pembudidaya ikan hias jenis cupang atau tempalo yang berlokasi di Jalan Soak Simpur Lorong Kaur RT 63 RW 09 Kelurahan Sukajaya Palembang.
“Budidaya ikan hias, khususnya ikan cupang, itu sangat menjanjikan. Bahkan bisa disebut bisnis ikan yang oleh wong kito disebut tempalo ini tidak pernah mati. Tidak kenal musiman”, ujar Pujiono mengawali pembicaraan dengan sumselupdate.com, di sela-sela kesibukannya menyortir ikan yang telah ditunggu pembeli, Selasa (19/1/2016). Pria yang beralih profesi dari tukang bangunan sejak dua tahun lalu ini memang serius menggeluti budidaya ikan cupang. Buktinya, pada tahun 2015 kolamnya baru berjumlah 5 bak. Tetapi berkat ketekunan dan keuletannya, kini jumlah kolamnya telah bertambah menjadi 11 bak.
Pujiono melanjutkan, prospeknya usaha budidaya ikan hias ini telah membuat banyak orang tertarik menggeluti bidang ini. “Dari pantauan saya, jumlah pembudidaya ikan hias di Palembang ini hampir mencapai 90 orang. Terbanyak di wilayah Sukabangun dan Sungai Sedapat Sukawinatan. Khusus di sekitar Sukabangun saja ada 30 pembudidaya”, rincinya.
Sayangnya, para pembudidaya ikan hias itu hingga kini belum ada yang menghimpun dan mengkoordinasikannya. Juga belum pernah mendapat pembinaan dari pihak terkait. Padahal, menurutnya, organisasi dan pembinaan itu sangat penting dalam rangka kemajuan usaha dan kesejahteraan pembudidaya.
“Kami inginnya ada organisasi tempat berhimpun ataupun koperasi sehingga di antara pembudidaya bisa bersinergi. Tapi karena keterbatasan pengetahuan tentang semua itu, keinginan tersebut hingga kini belum terwujud”, ujarnya. Akibatnya, para pembudidaya ikan hias hingga kini masih berjalan sendiri-sendiri. Hal ini membuat posisi tawar mereka lemah, terutama dalam menentukan harga jual ikan ataupun dalam rangka mempengaruhi harga pembelian sarana dan prasarana perikanan yang dibutuhkan.
Pujiono pun berharap agar pemerintah melalui dinas terkait segera turun tangan melakukan pembinaan kepada pembudidaya ikan hias. “Rata-rata di antara kami hanya bermodal semangat dan ketekunan. Pengetahuan tentang budidaya ikan hias juga masih bersifat belajar dari alam (otodidak),” paparnya. Dirinya yakin jika para pembudidaya ikan hias ini mendapat pembinaan dari pemerintah, baik yang bersifat keilmuan ataupun permodalan, usaha perikanan yang berkaitan dengan hobi ini akan semakin maju (shn).