Baturaja, Sumselupdate.com – Dinas Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), yang baru saja terbentuk pasca perubahan nomenklatur, dianggap belum ada terobosan. Pejabat dinas ini mengaku masih melakukan pembenahan terhadap struktur organisasi.
Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Kepala Dinas Perikanan Ir Tri Aprianingsih, melalui Kabid Pengelolaan Budidaya Ikan Ir Dainal Wajedi, saat ditanya wartawan terkait program tahun ini termasuk bantuan benih ikan terhadap kelompok usaha pembudidaya ikan di daerah tersebut.
“Tahun ini kita minim. Walaupun ada program, tapi anggaran kita tidak punya. Jadi kita fokus dulu untuk membenahi struktur di dalam,” kata Wajedi, saat dijumpai di ruang kerjanya, Senin (17/4/2017).
Lebih jauh ia mengatakan, 20 kelompok budidaya ikan di OKU efektivitasnya juga kurang. Ini disebabkan kurangnya SDM di bidang tersebut sehingga banyak kelompok tersebut mati suri.
Contohnya, di Balai Benih Ikan (BBI) di Desa Blambangan, Kecamatan Pengandonan yang saat ini diakuinya terbengkalai. Padahal luas UPTD itu sendiri mencapai 1 hektar lebih dengan 23 petak kolam pembenihan.
Hal ini juga ditambah adanya pemangkasan anggaran sehingga banyak program dibatalkan. “Kita sudah upaya ke pusat, walau dana tak ada, minimal ide pemikiran, saran kita dapat,” ucapnya.
Soal berkurangnya spesies ikan asli Sungai Ogan saat ini, ia juga membenarkan. Menurutnya, hal ini disebabkan banyaknya masyarakat yang kurang peduli akan kelestarian, khusunya jenis ikan asli, seperti selang dan lainnya.
“Memang masih ada yang salah kaprah, seperti setrum, pakai putas dan lainnya itu tentu sangat kita sayangkan,” terangnya.
Saat ditanya apakah akan menebar bibit ikan di Sungai Ogan, pihaknya mengatakan tidak mungkin akan menebar jenis ikan tersebut.
“Tidak akan kita lakukan sebab itu tidak bisa dibudidayakan. Kalaupun ada, jenis ikan lain,” tandasnya. (wid)