Baturaja, Sumselupdate.com — Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) menyebar begitu cepat. Tak terkecuali di Kota Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Indikasi penyebaran aliran ini setelah menghilangnya salah satu mahasiswa di kampus terkemuka di kota tersebut.
Adalah DR, warga Kemiling yang kuliah di salah satu Universitas terkemuka di Baturaja yang diduga ikut aliran Gafatar. Hal itu dibenarkan rekan-rekan DR yang kuliah di universitas itu. “Saya tau memang sejak satu bulan lalu DR hilang karena ikut Gafatar, nomor HP nya saja sudah tidak aktif,”ucap DD, rekan korban.
Namun, tak banyak informasi yang bisa digali dari DD. Hanya saja alamat DR sendiri berada di kawasan Kemiling Baturaja dan kuliah jurusan Teknologi Pendidikan (TP). “Dia (DR red) tinggal di kawasan Kemiling dan Kuliah di jurusan TP,” katanya.
DD yang diketahui, anggota ormas terkemuka yang ada di Baturaja ini mengatakan jika gerakan Gafatar telah lama masuk ke Bumi Sebimbing Sekundang. Bahkan dirinya pribadi pernah ditawari untuk masuk organisasi Gafatar yang saat ini meresahkan banyak pihak.
“Kalau saya pribadi sudah pernah ditawari untuk ikut masuk. Saya rasa itu perekrutan mereka, saya diminta nomor HP dan mengatakan ingin menghubungi kembali namun sampai detik ini tak ada yang menghubungi saya,” terangnya.
Senada dikatakan, AP yang juga mengaku pernah didoktrin oleh jaringan Gafatar OKU. “Bahkan mereka membawa nama agama, dan menjanjikan hal yang menurut saya tidak masuk akal, seperti selama perekrutan tak boleh interaksi dengan masyarakat luar”katanya.
AP yang saat ini merupakan anggota pencinta alam Baturaja, juga mengatakan bahwa hal itu mereka lakukan di beberapa kampus di Baturaja dan kebanyakan menjadi sasaran adalah para mahasiswa yang fanatik agama. “Sempat juga saya terdoktrin, tapi setelah saya tau sedikit banyak saya tidak jadi,” ucapnya.
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Baturaja, menegaskan jika, sesuai intruksi MUI pusat, Gafatar ini telah dibekukan. Itu artinya ormas ini secara hukum ormas ini adalah sesat. Apalagi terkaitan dengan agama Gafatar jelas-jelas bertentangan dengan norma-norma agama Islam, sebab para anggotanya menjalankan tidak sesuai dengan Islam dan sangat bertentangan. “Sejak dua bulan lalu, Gafatar telah dibekukan. Ini aliran sesat,” tegas Sekertariat MUI Baturaja, Iskandar .
Menurut dia pihaknya telah memantau pergerakan ormas ini, namun sejauh ini pihaknya mengaku belum mendapat laporan adanya pemuda yang hilang lantaran bergabung dengan ormas itu.
“Kami sifatnya hanya melarang dan menghimbau, yang punya kewenagan lebih adalah pemkab. Kalau untuk informasi adanya orang hilang lantaran ikut Gafatar kami belum mendapat informasi itu,” ucapnya.
Namun yang jelas kata dia, secara kelembagaan MUI OKU mengimbau masyarakat OKU untuk tidak terpengaruh dan ikut aliran Gafatar. Sebab sudah jelas isu Nasional ini sangat meresahkan dan membawa-bawa nama agama, dan parahnya ajaranya sangat bertentangan dengan ajaran agama islam. “Sekali lagi ini aliran sesat. Kami himbau khusunya para generasi muda untuk tidak ikut ormas ini,” tegasnya.
Dandim 0403 OKU Let Inf Feksy Dimunry Angi melalui Komandan Koramil kota Kpt Inf Surasah saat dikonfirmasi kemarin (13/1) membenarkan tahun lalu pernah membekukan seluruh kegiatan Gafatar.
“Tahun 2015 lalu, memang ada ormas yang menamakan Gafatar, mau meminta izin untuk melakukan kerjabakti, pengobatan gratis serta melakukan perekrutan anggota di Desa Pusar. Saat itu ada orang empat yang dipimpin oleh saudara AF dan anggota Gafatar dari luar daerah,” terang Surasah
Dikatakan Surasah, Gafatar ini termasuk ajaran yang menggabungkan aliran antara Yahudi, Kristen dan Islam. Jika ada warga yang ingin bergabung harus ada proses pembaiatan. Dan jika warga tersebut dinyatakan sah bergabung dengan Gafatar, maka warga tersebut akan berganti nama yang telah ditentukan oleh ketuanya.
Pernyataan sama dikatakan Kapolres OKU AKBP Dover Christian SIk MH melalui Kabag Ops Kompol MP Nasution. Menurut dia, tahun lalu pihaknya sempat melakukan penyelidikan terhadap organisasi tersebut. Namun setelah diketahui dan adanya perintah dari pusat jika organisasi tersebut dalam pengawasan maka kita langsung melakukan penjegalan.
“Setelah itu, mungkin mereka merasa tidak diizinkan untuk melaksanakan seluruh kegiatan kelompok mereka tidak pernah muncul lagi,” terang Nasution
Lebih lanjut Nasution mengatakan, karena isu Gafatar kiembali mencuat, pihaknya akan menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan siapa tahu kelompok tersebut melakukan pergerakan secara diam-diam.
“Kita mengimbau kepada setiap masyarakat OKU agar selalu berhati-hati jika ingin masuk kedalam sebuah kelompok atau organisasi. Telitilah, jika organisasi yang diikuti menganut kepercayaan yang melenceng dari agama, segera alporkan,”pungkas Nasution.
Terpisah, Kepala Bandan (Kaban) Kesbangpol OKU, Taufik melalui Sekertaris Kesbangpol, Baharudin mengatakan, pihaknya pernah menerima permohonan organisasi Gafatar, akan tetapi permohonan tersebut tidak mendapatkan izin resmi dari pemerintah.
“Dulu di tahun 2014, mereka ini (Gafatar) pernah berusaha untuk mendaftarkan diri di Kesbangpol, tapi izin mereka ditolah dan tidak mendapatkan izin resmi,” katanya.
Dikatakannya, permohonan izin tersebut diajukan oleh pihak Gafatar atas nama Arifin warga Musi Banyuasin yang datang langsung ke Kesbongpol guna mendaftarkan organisasi mereka. Akan tetapi setelah ditelaah, pemeirntah secara tegas menolak permohonan tersebut.
“Penolakan tersebut kami lakukan dikarnakan sebelumnya kami sudah mendapatkan informasi bahwa organisasi Gafatar bermasalah, oleh sebab itulah kami menolak permohonan izin mereka,” katanya. (wid)