Palembang, Sumselupdate.com – Seorang pensiunan PT Bukit Asam (PTBA) berinisial WP (68) diduga alami pemerasan dan diancam dibunuh dengan cara dibakar, yang diduga dilakukan oknum TNI AD yang berdinas di Muaraenim, Jum’at (24/01/2025).
WP diduga diperas oknum TNI berpangkat Kopda berinisial DP yang meminta uang perdamaian sampai Rp1 miliar, usai diduga dijebak melakukan pelecehan, dengan yang diduga juga wanita simpanan pelaku.
Peristiwa terjadi pada Selasa (24/12/ 2024) siang, di rumah terduga wanita simpanan oknum Kopda DP yang berada di Desa Keban Agung, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muaraenim.
Kasusnya sendiri telah dilaporkan WP (68) ke Pomdam II Sriwijaya Kopda DP yang diduga melakukan pelanggaran kode etik, pada 25 Desember 2024.
WP (68) juga melaporkan kejadian tersebut ke Polda Sumsel terkait dugaan pidana yang dilakukan oknum Kopda DP dan wanita berinisial RF, pada 20 Januari 2025.
Baca juga : MUI Dorong Penguatan Pendidikan Agama dan Budi Pekerti untuk Cegah Kasus Pelecehan Remaja
Alpanto Wijaya SH MH selaku kuasa hukum WP (68) menjelaskan, kasusnya berawal dari RF menghubungi kliennya melalui massanger Facebook.
Kemudian perkenalan itu berlanjut saling bertukar nomor whatsapp. Korban diduga diajak RF untuk bertemu di rumahnya.
“Di sana klien saya, diarahkan masuk ke kamar untuk melakukan hubungan badan oleh RF, namun saat klien kami masuk ke kamar tiba tiba Kopda DP mendobrak pintu kamar RF,” ucap Alpanto Wijaya SH MH ditemui usai menyampaikan surat meminta kepastian hukum ke Pomdam II Sriwijaya, pada Jum’at (24/01/2025).
Baca juga : Warganet di Pagaralam Pertanyakan Penyelesaian Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur oleh Guru Tari
Alpanto Wijaya SH MH juga menduga pertemuan antara kliennya dengan RF dijebak dan sudah direncanakan oknum Kopda DP dan wanita diduga simpanannya tersebut.
Saat kejadian itu, Kopda DP mengakui RF sebagai istri sahnya, padahal kata Alpanto istri sah dari Kopda DP bukan RF melainkan seorang bidan yang ada di Kabupaten PALI.
Setelah digrebek, WP diseret Kopda DP ke ruang tamu rumah RF untuk diduga diperas dengan meminta uang damai senilai Rp1 Miliar.
Alpanto Wijaya menyebut, kliennya WP ini sudah berstatus sebagai duda, usai istrinya telah meninggal pada 2023.
“Saat di mediasi tersebut, WP diancam dibunuh dan dibakar Kopda DP yang menunjukkan pistol dan pedang, saat itu klien saya juga diduga dianiaya yang membuat lengan kirinya patah dan terpaksa tindakan operasi di rumah sakit Muaraenim, “ucapnya.
WP yang ketakutan lantaran diancam akan dibunuh akhirnya menyanggupi dengan awal membayar uang senilai Rp50 juta kepada Kopda DP.
Selain itu untuk menghilangkan bukti, Kopda DP juga memaksa WP untuk menghapus pesan whatsapp dan Massanger Facebook antara WP dan RF.
“Berselang dua hari pasca kejadian, Kopda DP kembali meminta sisa uang damai yang belum dibayarkan klien saya sebesar Rp950 juta,” ucap Alpanto Wijaya SH MH.
Terkait kasus yang menimpa kliennya, Alpanto Wijaya SH MH meminta kepada KA DAN Pomdam II Sriwijaya untuk segera memeriksa dan menahan Kopda DP.
Termasuk juga meminta penyidik Polda Sumsel dalam hal ini Penyidik Ditreskrimum Polda Sumsel untuk segera menindak lanjuti laporan WP.
“Sampai saat ini Kopda DP masih bertugas, sementara klien kami masih dalam perawatan tangan kirinya yang terpaksa memakai pen,” ucap Alpanto Wijayan SH MH.
Terpisah, Kapendam II Sriwijaya Kolonel Inf Drs Paiman MIP yang dikonfirmasi terkait kasus tersebut mengaku akan melakukan pengecekan lebih mendalam.
Namun secara singkat Kolonel Inf Drs Paiman MIP menjelaskan, setelah dikonfirmasi kasus tersebut bermula saat Kopda DP yang berkendara hendak pulang ke rumah terhalang oleh kendaraan WP.
Karena tak mengenali kendaraan tersebut Kopda DP berinisiatif mengetuk pintu rumah RF yang disebut merupakan keponakan dari DP.
“Karena tidak ada yang merespon jadi dia mengintip dari jendela ternyata ada pelecehan,” ucapnya.
Kolonel Inf Drs Paiman MIP juga menjelaskan saat ini RF pun telah memebuat laporan polisi atas dugaan pelecehan tersebut.
“Namun informasinya yang bersangkutan itu sudah tiga kali dipanggil polisi tidak datang, lebih dalam saya belum tau kalau ada perkembangan akan saya berikan,” jelasnya. (**)