Cerita Pandai Besi di Pagaralam Ketiban Berkah Menjelang Panen Raya Kopi

Penulis: - Sabtu, 11 Januari 2025
Pangki Swto menyelesaikan pesanan parang serta pisau di rumahnya Jalan Depati Renasin, Kecamatan Pagaralam Utara, Kota Pagaralam, Sabtu (11/1/2025).

Pagaralam, Sumselupdate. com – Panen raya kopi di Kota Pagaralam, Provinsi Sumatera Selatan menjadi momen teristimewa bagi Pangki Swto (40), untuk melipatgandakan penghasilan sebagai pandai besi.

Pesanan parang serta pisau di tempat Pangki meningkat sampai tiga kali lipat tiap menjelang panen biji kopi di wilayah terkenal sejuk ini.

Bacaan Lainnya

Pangki sapaan akrabnya di kalangan pelanggan terlihat sibuk menyelesaikan pesanan parang serta pisau di rumahnya Jalan Depati Renasin, Kecamatan Pagaralam Utara, Kota Pagaralam, Sabtu (11/1/2025).

Pekarangan di depan rumah digunakan sebagai tempat untuk memproduksi perkakas pertanian berbahan besi termasuk parang serta pisau.

Dengan bekerja sendirian, bapak dua anak itu mengolah lempengan besi menjadi sebilah pisau. Proses pembuatan pisau masih dengan cara tradisional.

Pangki terlihat berkali-kali membolak-balik lempengan besi yang dibakar menggunakan arang kayu jati.

Sembari, memompa angin untuk menyalakan bara api pada arang kayu .

Besi yang sudah membara diangkat pakai penjepit lalu ditempa berkali-kali menggunakan palu berbagai ukuran.

Aktivitas itu dilakukan berulang-ulang sampai lempengan besi membentuk sebilah pisau.

“Pesanan parang serta pisau meningkat menjelang Panen Raya Kopi . Biasanya hanya 5-10 pisau per bulan, sekarang bisa mencapai 30 pisau per bulan,” kata Pangki saat dibincangi Sumselupdate.com. 

Setiap menjelang panen kopi, pesanan parang serta pisau paling banyak, yaitu, model parang yang digunakan sebagai alat wajib dimiliki oleh petani kopi di Kota Pagaralam.

Pesanan datang dari lokal Pagaralam dan luar daerah seperti Kabupaten Lahat dan Kabupaten Empat Lawang. Satu pisau dijual dengan harga Rp300 ribu dengan kualitas besi yang bagus.

“Kalau hari-hari biasa, jarang yang pesan parang, ramainya hanya menjelang Panen raya kopi,” ujarnya.

Pangki sudah belasan tahun menekuni profesi sebagai pandai besi. Profesi itu turun temurun dari orang tuanya.

“Sejak SMA, saya sudah membantu membuat perkakas berbahan besi. Setelah nenek meninggal dunia , saya yang melanjutkan pekerjaan ini,” katanya.

Pangki memproduksi bermacam perkakas pertanian mulai parang tani, alat untuk sembelih, sampai pisau dapur.

“Bahan besinya beli di pasar loak, sudah punya langganan. Kadang yang sulit cari bahan baja modern,” tutupnya.

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.