Tangani Inflasi, Bupati Bangka Barat Sukirman Hadiri Tanam Padi Bersama di Desa Pelangas

Penulis: - Jumat, 13 September 2024
Bupati Bangka Barat H Sukirman, SE dengan didampingi Camat Simpang Teritip bersama masyarakat Muara Jepu Dusun II menghadiri tanam padi bersama program ketahanan pangan Desa Pelangas untuk penanganan inflasi daerah di Kabupaten Bangka Barat di Muara Jepu di Dusun II, Desa Pelangas, Kamis (12/9/2024).

Bangka Barat, Sumselupdate.com – Bupati Bangka Barat H Sukirman, SE dengan didampingi Camat Simpang Teritip bersama masyarakat Muara Jepu Dusun II  menghadiri tanam padi bersama program ketahanan pangan Desa Pelangas untuk penanganan inflasi daerah di Kabupaten Bangka Barat di Muara Jepu di Dusun II, Desa Pelangas, Kamis (12/9/2024).

“Sektor pangan terutama beras merupakan salah satu komponen yang paling mempengaruhi inflasi di Daerah kita,“ kata Bupati Bangka Barat H Sukirman, SE dalam sambutannya.

Sukirman juga berkata salah satu komponen yang paling penting di kehidupan sehari-hari adalah beras.

“Di Bangka Barat banyak yang sudah menghasilkan beras lokal  yang berkualitas baik,  mari kita targetkan mendapatkan 5 ton waktu panen nantinya  agar dapat membantu stabilitasi harga di pasar,” katanya.

Sukirman juga berpesan selain kita rajin bertanam akan tetapi tetap rajin beribadah  serta berdoa agar hasil tahun ini melimpah ruah.

“Mudah-mudahan dengan adanya tanam padi ini serta perkebunan lainnya bisa meningkatkan kesejahteraan para petani serta meningkatkan perekonomian masyarakat secara keseluruhan,” harapnya.

Kepada Tim Liputan Diskominfo, Camat Simpang Teritip Samsuri, SAg mengatakan, dengan adanya kegiatan tanam padi ladang merupakan program Katapang Desa Pelangas tahun 2024 sekaligus mendukung gerakan ketahanan pangan dan pengendalian inflasi di Bangka Barat.

Samsuri mengatakan pihaknya mengapresiasi masyarakat Desa Pelangas karena kegiatan ini akan menjadikan motivasi bagi masyarakat agar dapat memanfaatkan tanahnya agar dapat di tanam padi oleh pribadi masing-masing yang punya tanah.

“Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara cara tanam tradisional dan teknologi sehingga masyarakat banyak bertanya kepada para penyuluh pertanian tanpa menghilangkan adat kebiasaan yang sering dilakukan,” ujarnya.

Ditambahkannya, secara ilmu dan teknologi petani harus bisa memilih bibit yang cocok dengan tanah, kemudian pembasmian  harus melalui obat-obatan sesuai anjuran penyuluh pertanian.

“Secara tradisional mereka melakukan penanaman padi ini secara gotong royong di Simpang Teritip yang disebut ganjol. Saya berharap panen tahun ini lebih meningkat seperti tahun  lalu yang mana  kita telah berhasil panen dan menghasilkan,” katanya. (**)

 

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.