Tak bisa dipungkiri Universitas PGRI Palembang termasuk perguruan tinggi yang unggul dan diperhitungkan di dunia kerja saat ini. Sejak berdiri pada tahun 2000, di mana sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP), saat ini Universitas PGRI Palembang sudah menghasilkan 27.000 alumni baik dari keguruan maupun non keguruan.
Dari jumlah alumni itu, hampir 80 persen diserap pasar tenaga kerja baik yang bekerja di dalam maupun di luar Provinsi Sumatera Selatan.
Kunci kesuksesan Universitas PGRI, selain meningkatkan sarana prasarana pendukung proses belajar mengajar, juga peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) baik tenaga dosen maupun mahasiswanya.
Semua civitas akademika ikut berperan dalam mendongkrak ‘nama’ Universitas PGRI Palembang hingga dikenal saat ini. Namun di balik itu semua, ada salah satu tokoh berpengaruh dalam penggapaian kesuksesan perguruan tinggi swasta tersebut.
Dia adalah Dr H Syarwani Ahmad, MM. Pria yang dipercaya menjadi Rektor Universitas PGRI Palembang untuk periode 2009-2013 dan 2013-2017 ini menanamkan pondasi kedisplinan dan peningkatan kualitas SDM di perguruan tinggi yang dipimpinnya.
Namun pencapaian saat ini tidak lantas membuat suami Hj Rosmalana, SPd ini berpuas diri. Ke depan pria asli Desa Mangulak, OKU Timur ini memiliki visi untuk mengembangkan Universitas PGRI lebih maju, modern, dan menjadi perguruan tinggi yang unggul, dinamis, serta berperan aktif dalam pembangunan.
Apa konsep dan program yang sudah dan akan diterapkannya nanti? Berikut petikan wawancaranya dengan Sumselupdate.com di ruang kerjanya, belum lama ini.
1.Setiap tahun jumlah mahasiswa baru di Universitas PGRI selalu ramai, padahal perguruan tinggi swasta semakin menjamur, sementara perguruan tinggi negeri acapkali membuka program studi baru. Strategi apa yang Bapak terapkan sehingga Universitas PGRI masih menjadi refrensi utama masyarakat untuk menuntut ilmu?
Memang harus kita akui persaingan antara perguruan tinggi sangat tinggi, di mana banyak perguruan tinggi lain mendirikan program studi yang sama. Tapi hal tersebut tidak membuat kita patah semangat, justru memacu kita untuk terus meningkatkan kualitas lulusan dan tetap konsisten dalam rangka pembinaan serta pengembangan pendidikan program studi khususnya di Universitas PGRI Palembang. Kuncinya adalah pendidikan yang baik, apapun persyaratan yang diminta oleh pemerintah tetap kita patuhi. Salah satu cara meningkatkan kualitas lulusan Universitas PGRI Palembang, yang pertama kita memberikan peluang kepada mahasiswa dapat bergerak terutama dalam hal masalah kebebasan akademik.
Dalam arti kata mereka (mahasiswa/i –red) dibekali tidak hanya ilmu pengetahuan dasar saja, namun juga pengetahuan keterampilan. Yang kedua, anak-anak kita ini harus diberikan kursus bahasa asing dan yang tak kalah penting mengikuti pendidikan kepramukaan. Tujuannya untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan jangan sampai nanti mereka terpengaruh dengan budaya asing yang masuk di negara kita ini, sebab pendidikan kepramukaan menanamkan jiwa patriotik kepada bangsa Indonesia.
2.Berkaitan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai tahun lalu, langkah apa yang Bapak lakukan untuk meningkatkan kualitas lulusan dan Sumber Daya Manusia (SDM) terutama dosen di Universitas PGRI?
Saya melihat diberlakukannya MEA bukan suatu hambatan, namun justru peluang kita untuk lebih maju. Di Universitas PGRI Palembang selain mahasiswa dan mahasiswi kita dibekali kursus bahasa asing, juga diberikan keterampilan khusus sesuai dengan bidang studi yang mereka tempuh, seperti pendidikan olahraga, pendidikan kewasitan, pendidikan kesenian, bahasa, IPS, dan lain sebagainya. Kemudian peningkatan kualitas juga kita fokuskan terhadap tenaga pengajar atau dosen.
Saat ini di Universitas PGRI Palembang tidak ada lagi dosen bergelar S1, seluruhnya sudah menyandang gelar S2. Dan dosen itu sendiri harus memiliki spesifikasi pendidikan atau linear sesuai bidang studinya antara S1 dan S2-nya. Nah ini yang sudah kita lakukan.
Bagi mereka yang masih belum linear, mungkin nanti akan kita alihkan, sehingga SDM yang kita miliki betul-betul memenuhi persyaratan yang diharapkan. Kemudian, dosen tak hanya dituntut mengajar saja, namun mereka harus melakukan penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat.
Tak hanya fokus peningkatan kualitas lulusan maupun dosen, Universitas PGRI Palembang terus berupaya meningkatkan kualitas mutu program studi, yakni minimal terakreditasi B. Saat ini hampir 80% seluruh program studi sudah terakredetasi B. Tinggal lagi kita berupaya meningkatkan kualitas akredetasi menjadi A, di mana saat ini sedang dalam proses. Perpustakaan kita juga menjadi perpustakaan percontohan, karena beberapa waktu lalu oleh perpustakaan nasional diberikan predikat A.
3.Salah satu langkah peningkatan kualitas SDM, Universitas PGRI perlu menggandeng berbagai pihak. Sampai saat ini kerja sama apa yang sudah dijalin Universitas PGRI dengan lembaga atau pihak luar?
Kerja sama dengan pihak luar sangat penting dan menjadi bagian dari upaya Universitas PGRI meningkatkan kualitas lulusan maupun tenaga pengajarnya. Bentuk kerja sama itu seperti pertukaran dosen, melakukan magang, penelitian, pengabdian masyarakat, dan penyuluhan-penyuluhan. Mengenai siapa saja yang kita gandeng, baru-baru ini Universitas PGRI bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Bandung (UPI) dan sudah tahap MoU.
Kemudian, Universitas PGRI juga menjalin kerja sama dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), UNES (Semarang), dan ITS. Di samping itu, kita sedang merintis kerjasama dengan universitas di luar negeri, yakni Malaysia, Thailand, dan sedang kita dirintis dengan Korea. Jadi upaya ini adalah muaranya untuk meningkatkan kualitas SDM, sehingga Universitas PGRI Palembang tidak akan kalah dengan perguruan tinggi lain. Memang kita harus akui mahasiswa yang kita miliki kebanyakan yang tidak lulus tes penerimaan di perguruan tinggi negeri baru ke swasta. Tapi kita tidak akan tinggal diam, walaupun kata orang sisa dari negeri tidak masalah, yang terpenting itu nanti, hasilnya tidak kalah dengan mutu lulusan dari perguruan tinggi negeri. Jadi arti kata memang peningkatan disiplin dan peningkatan pembelajaran yang kita terapkan memang cukup kuat.
4.. Universitas PGRI Palembang memberikan potongan 50 persen biaya kuliah hingga selesai untuk guru dan anak guru. Apa tujuan dari kebijakan ini? dan kenapa harus guru bukan profesi lain?
Kita mulai tahun ini menerapkan pembayaran SPP dengan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT). Nilai SPP-nya Rp3.500.000 per semester. Itu all in kecuali mereka yang pendidikan olahraga dan kesenian, karena ada praktiknya. Jadi UKT ini tak hanya mencakup uang SPP saja, namun juga wisuda, yudisium, dan uang ujian. Mengenai potongan 50 persen biaya kuliah hingga selesai untuk guru dan anak guru, karena Universitas PGRI Palembang ini merupakan universitas organisasi.
Oleh sebab itulah anak-anak guru, anak-anak anggota PGRI diberi keringanan yaitu potongan 50 persen pembayaran SPP hingga selesai. Tujuan dari program ini agar anak-anak guru diberi kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ini tidak lain adalah suatu kebijakan yang sangat berarti bagi organisasi PGRI dan mudah-mudahan bagi anak guru serta guru dapat meningkatkan kualitas dirinya dengan adanya program seperti ini.
5.Tahun 2017 Universitas PGRI Palembang dipercaya menjadi tuan rumah Pekan Olahraga dan Seni Nasional Mahasiswa (Porsenasma) III. Persiapan apa yang sudah dilakukan, baik sebagai tuan rumah maupun persiapan para atlet dalam menyongsong even berskala nasional ini?
Universitas PGRI sudah dua kali berturut-turut menjadi juara umum tingkat nasional, sehingga mau tidak mau kita ditunjuk menjadi tuan rumah Porsenasma yang akan dilaksanakan bulan April 2017 mendatang. Dalam even ini Insya Allah akan diikuti oleh seluruh mahasiswa dan mahasiswi Universitas PGRI seluruh Indonesia. Kita sudah buat surat edaran agar mereka semua dapat hadir untuk mengikuti 10 tangkai cabang olahraga dan 10 tangkai kesenian yang dipertandingkan. Peserta rencananya akan kita inapkan di Wisma Atlet di Jakabaring. Kita sudah ajukan surat ke gubernur minta dispensasi pemakaian tiga venue olahraga yang akan kita digunakan, selebihnya kita usahakan di luar Jakabaring. dan Insya Allah kampus kita ini akan kita gunakan untuk pusat kegiatan.
6.Apa target Bapak baik penyelenggara Porsenasma III maupun target sebagai peserta event tersebut?
Karena kita sudah dua kali juara umum apalagi kita tuan rumah, kita berharap bisa mempertahankan. Memang kata orang mempertahankan lebih berat daripada mencari, tapi kita upayakan mempertahankan predikat juara umum. Pastinya, Porsenasma ini merupakan suatu even yang sangat berarti bagi masyarakat Sumsel, karena ribuan tamu nanti sangat ingin sekali melihat perkembangan Sumsel yang cukup maju dipimpin oleh Gubernur H Alex Noerdin. Keinginan itu tergambar pada rapat-rapat tingkat nasional mereka selalu bertanya bagaimana perkembangan Palembang. Jadi melalui media ini kami berharap masyarakat Sumsel dapat mendukung even nasional ini.
7.Bagi Universitas PGRI apa arti penting sebagai tuan rumah penyelenggara Porsenasma III?
Arti penting menjadi penyelenggara Porsenasma yang pertama menunjukkan karakteristik kita (Universitas PGRI Palembang –red) di sini, bahwa menghadapi even yang besar seperti ini, kita sanggup dak melaksanakan. Selain itu, Porsenasma menjadi ujian bagi personal-personal kita di sini. Yang tidak biasa melakukan kegiatan yang berat akhirnya tidak dapat menjadi pemimpin yang kuat. Padahal yang menjadi pemimpin yang kuat itu harus diasah dulu dengan ujicoba-ujicoba kegiatan yang berat. Kemudian yang kedua untuk mengembangkan sekaligus memperkenalkan Universitas PGRI Palembang kepada dunia luar.