Jakarta, Sumselupdate.com – TNI terus berupaya membatasi gerak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya yang menjadi dalang kasus penyerangan di Distrik Mugi, Nduga, Papua. Upaya tersebut dilakukan TNI dengan memutus jalur-jalur logistik kelompok tersebut.
“Nah sekarang yang kita lakukan adalah memutus jalur-jalur dia, termasuk sumber logistiknya. Hampir semua kampung yang jadi basis operasi dia (KKB) sudah kita duduki, termasuk distrik Mugi. Dulu kita deteksi mereka berbasis markas besarnya ada di Mapen Duma, sekarang sudah kita duduki, kita dirikan pos. Kemudian kita di tempat lain sudah lakukan itu,” kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi kepada Detikcom, Jumat (8/3/2019) malam.
Aidi mengatakan perkampungan basis Kelompok Egianus Kogoya yang diduduki pasukan TNI itu berada di sekitar Jalur Trans Papua. Hal itu dilakukan untuk memutus jalur logistik kepada anggota KKB yang bersembunyi di hutan-hutan Papua.
“Sejauh ini kampung-kampung atau distrik yang di lewati Trans Papua mulai dari Mbua, Digi, Mugi, Paro Atas, Paro Bawah itu jalur Trans Papua itu sudah kita duduki. Namun demikian, ada kampung yang belum terdeteksi, belum ada di peta juga karena di Papua ini perkampungan beda dengan daerah lain. ni mungkin masih ada lagi tempat mereka. Penyebaran tersebar di pucuk-pucuk gunung dan tersebar perkampungan itu tapi sumber dan jalur logistik mereka ada di kampung karena karakteristik hutan di papua juga sulit dapat bahan makanan kalau tidak dari kampung-kampung,” ungkap Aidi.
Aidi mengatakan hingga kini belum ada anggota KKB yang ditangkap secara hidup-hidup. Namun, ia memastikan setiap ada kontak senjata dengan TNI, setidaknya ada 7-10 anggota KKB yang juga tewas tertembak.
“Kalau dari setiap kontak tembak, kita juga pastikan dari mereka juga ada yang jadi korban, termasuk kemarin kontak itu. Pada saat kita pukul mundur mereka, mereka masuk ke hutan, kita temukan ada mayat dari kelompok itu yang tertinggal dan ada senjata yang tertinggal ada 5. Dan ada pantauan dari anggota yang melakukan pengejaran dari mereka juga setidaknya ada 7-10 orang yang tewas tapi mayatnya di bawa kabur oleh temannya,” sebut Aidi.
Saat ini sudah ada 600 personel TNI dari Makassar dan Jawa Timur yang tiba di Timika dan Jayapura, yang akan bergerak secara bertahap masuk ke Nduga Papua hari ini. Ia mengatakan selain melakukan penegakan hukum, para personel tambahan itu akan meneruskan pembangunan jembatan di Trans Papua yang sempat terhenti karena ada pembantai dari KKB pimpinan Egianus Kogoya.
“Kita hanya berusaha memantau tapi kita tidak akan mundur dengan situasi itu, kita berupaya lakukan dalam penegakan hukum. Kita juga upayakan untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur pasca terjadinya tindakan pembantaian tanggal 2 Desember tahun lalu, inikan dari kelompok mereka juga. Dengan terjadinya pembantaian itu pembangunan jadi terhenti namun komitmen kita pembangunan tetap berjalan meski dalam kondisi darurat, TNI selalu tampil sebagai garda terdepan,” ujarnya.
Sebelumnya, kelompok Egianus Kogoya ini juga menjadi dalang penyerangan pekerja proyek Trans Papua pada awal Desember 2018 lalu. Mulanya disebut ada 31 pekerja yang tewas. Namun Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut korban tewas sebanyak 20 orang. Sebanyak 19 orang merupakan pekerja proyek dan 1 orang adalah prajurit TNI.
Saat itu, juru bicara kelompok yang menamakan diri Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Sebby Sambom, membenarkan Egianus Kogoya cs menjadi dalang penyerangan tersebut. Menurut Sebby, jauh sebelum penembakan, mereka telah memperingatkan agar pembangunan jalan Trans Papua tidak dilanjutkan.(dtc/adm5)