Jakarta, Sumselupdate.com – Pemerintah meyakini jumlah kasus baru Corona akan meningkat signifikan bila target pemeriksaan 10.000 spesimen dengan metode Polymerase chain reaction (PCR) per hari tercapai. Namun, pemeriksaan masih terkendala fasilitas dan kelengkapan laboratorium yang ada di Indonesia.
“Iya (meningkat signifikan), pasti di antara 10 ribu per hari pasti ada yang positif lah,” ujar juru bicara pemerintah untuk penanganan kasus Covid-19, Achmad Yurianto Rabu (15/4/2020) seperti dikutip dari detikcom.
Yuri mengatakan pemerintah terus meningkatkan jumlah laboratorium untuk pemeriksaan Covid-19. Namun, ada beberapa kendala seperti ketersediaan reagan atau reaktan untuk melakukan tes PCR.
“Sekarang kendala belum sampai 10 per hari itu karena kan labnya terbatas, iya lab-nya ditambah. Kendala penambahan lab pada ketergantungan kita pada impor reagannya yang sekarang reagan ini menjadi rebutan seluruh dunia, karena semuanya butuh, terutama untuk reagan ekstraksi RNA ini yang jumlahnya sangat terbatas,” kata dia.
“Maka laboratorium yang sudah ada akan kita maksimalkan dengan memasok reagan yang cukup, agar mereka bisa bekerja dengan maksimal,” sambungnya.
Yuri menyebut saat ini juga dilakukan penambahan mesin pemeriksaan spesimen untuk mendeteksi Corona. Salah satunya dengan alih fungi mesin pemeriksaan TBC.
“Kemudian kita menambah lagi untuk laboratorium yang bisa memeriksa sehingga kemudian ada penambahan mesin. Kemudian kita juga akan mengkonversi mesin yang selama ini kita gunakan untuk tes cepat molekuler untuk TBC yang resisten obat kita sudah punya 305 mesinnya, sudah ada ini bisa digunakan untuk memeriksa Covid asalnya cartridge-nya menggunakan cartridge Covid, nah cartridge Covid ini produksinya hanya di Amerika sehingga kita harus mengimpor dari sana, sementara Amerika sendiri membatasi ekspornya karena dia juga butuh,” katanya.
Selain itu, 17 mesin untuk tes PCR HIV juga akan dialihkan untuk tes Covid-19. Menurutnya, konversi ini lebih mudah dilakukan karena diproduksi di Jerman yang tidak melakukan pembatas ekspor.
“Kemudian kita mencoba untuk melakukan konversi lagi ada 17 mesin yang selama ini digunakan untuk tes PCR HIV yang sudah ada di RS yang tersebar. Ini juga akan kita tambahkan reagan untuk pemeriksaan Covid. Ini agak lebih mudah karena produsennya itu ada di Jerman dan Jerman tidak membatasi ekspornya tetapi juga produksinya tidak besar dan dibutuhkan oleh seluruh dunia,” tutur Yuri.
“Oleh karena itu ini yang kita haruskan kalau kita mau mencapai target pemeriksaan 10 ribu per hari. Soalnya kalau enggak kita nggak akan mengejar itu,” imbuhnya.
Dalam beberapa hari terakhir Yuri menyebut jumlah spesimen yang dites meningkat dari sebelumnya. Namun target untuk mengetes 10.000 spesimen perhari tidak akan tercapai apabila reagan tidak mencukupi.
“Saya tidak hapal datanya, tetapi yang jelas ada peningkatan mulai secara signifikan naik terus. Tetapi ini juga terancam kalau reagannya tidak bisa kita dapatkan dalam jumlah yang cukup berarti akan turun lagi pemeriksaan,” ungkapnya.
Sebelumya, pemerintah terus mengupayakan contact tracing orang-orang terdekat dari pasien positif virus corona (Covid-19). Pemerintah menargetkan untuk melakukan 10.000 tes dengan metode Polymerase chain reaction (PCR) realtime per hari.
“Seluruh kapasitas yang dimiliki untuk tanggap terhadap pandemi Covid-19 ini, di antaranya bahwa kita harus menuju target untuk melakukan 10.000 tes PCR realtime per hari, dengan mengaktifkan 78 laboratorium dari 32 laboratorium yang sebelumnya,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto dalam tayangan langsung di akun YouTube BNPB, Rabu (15/4). (adm3/dtc)