Dosen PG-PAUD FKIP Unsri Latih Guru PAUD di Kecamatan Inderalaya Utara Buat Alat Permainan Edukatif Bidang Kognitif  

Selasa, 24 November 2020
Suasana kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat dalam bentuk pelatihan via Zoom Meeting, Sabtu (21/11/2020).

Inderalaya, Sumselupdate.com – Meski pandemi Covid-19 masih belum selesai, sejumlah dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) Universitas Sriwijaya (Unsri) tetap menjalankan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM).

Kali ini, pelatihan difokuskan pada pembuatan alat permainan edukatif berbasis pengembangan kognitif bagi guru PAUD di Kecamatan Inderalaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, Sabtu (21/11/2020).

Pelatihan yang diselenggarakan via Zoom Meeting ini mendapat sambutan luas dari para guru TK/PAUD.

Setidaknya ada 20 guru yang tersebar di berbagai TK dan PAUD Kecamatan Inderalaya Utara seperti TK KB Arwana, KB PAUD Az-Zaitun, TK Islam Bani Ali, KB Robbani, dan TK Sekolah Alam.

Advertisements

Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan, Hj Ningsih Nani Wijaya, SPd menjelaskan kegiatan ini sangat penting dilakukan karena dapat membuka wawasan, inovasi, dan relasi kepada guru-guru PAUD khususnya di Kecamatan Inderalaya Utara.

“Kami mengucapkan terima kasih karena telah memilih kecamatan kami sebagai Program Pengabdian Pada Masyarakat yang dilakukan oleh dosen-dosen PG-PAUD FKIP Unsri. Karena dengan adanya kegiatan ini dapat membuat guru-guru lebih semangat dan lebih kreatif dalam mengajar anak-anak usia dini,” jelasnya.

Sementara itu, dalam kegiatan pelatihan materi itu diisi oleh narasumber dari dosen-dosen PG-PAUD Unsri. Di mana untuk materi tentang pendekatan kognitif dijelaskan oleh Dra Syafdaningsih, MPd.

Beliau menjelaskan jika perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengetahuan awal dalam proses berpikir anak.

Di mana di dalamnya ada skill, periode (sensorimotor (0- 2 tahun), pra operasional (2-7 tahun), operation concrate (7-11 tahun), tahapan counting (rote counting mengetahui nama bilangan saja (hafalan) angka 1-10) (rational counting (memory one to one, eye and hand coordinaasi) serta dan ordinal (anak mengetahui urutan angka 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10) dan cardinal (Jumlah).

Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental di mana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi.

Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.

“Contohnya anak anak melakukan kegiatan berkebun, anak-anak memetik jeruk di pohonnya langsung. Kemudian jeruk yang sudah dipetik akan dikumpulkan Lala mendapatkan empat jeruk yang sudah matang dan Cici hanya mendapatkan dua jeruk yang sudah matang juga. Lala dan Cici memasukan buah jeruk ke dalam plastik satu persatu dan menggabungkan jeruk yang telah mereka petik dan menghitung jumlahnya,” jelasnya.

Sedangkan materi jenis-jenis alat permainan ddukatif dijelaskan oleh Dr Sri Sumarni, MPd. Dalam hal ini banyak sekali jenis dan APE yang mengacu pada perkembangan kognitif anak seperti APE Montessori yang memudahkan anak mengingat konsep secara mandiri.

Memudahkan anak dapat mengembangkan kemampuan berhitung dan pengenalan bilangan dalam keterampilan menalar. Jenisnya seperti boneka jari, froebel, puzzle, balok cruissengie, dan lainnya.

Untuk materi tentang hakikat dan karakteristik disampaikan oleh Dra Rukiyah, MPd. Dalam penjelasannya APE adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai pendidikan dan dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan pada anak.

Karena APE dapat menstimulasi panca indra dan kecerdasan anak yang digunakan oleh anak untuk memenuhi naluri bermainnya dan memiliki berbagai macam sifat, seperti mengelompokkan, membentuk, merangkai, dan menyempurnakan.

Karakteristik APE yaitu mengembangkan aspek perkembangan anak, mendorong aktivitas dan kreatifitas anak.

“Syarat permainan edukatif sesuai dengan kurikulum, sesuai dengan konsep, bahan- bahan mudah didapat, kuat, dan awet, menarik serta multi guna,” jelas Rukiyah.

Rukiyah menjelaskan juga mengenai fungsi APE sebagai stimulasi pembentukan perilaku dan kemampuan dasar, menyenangkan bagi anak, menumbuhkan rasa percaya diri serta citra diri positif bagi anak dan membuat anak belajar bersosialisasi.

Selanjutnya materi Implementasi APE disampaikan oleh Mahyumi Rantina, MPd. Di mana langkah-langkah APE berbasis kognitif yang pertama mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan.

Adapun contoh APE berbasis kognitif permainan bowling game, papan pasak untuk mengenalkan lambang bilangan, permainan edukatif busy board dan lainnya. Itulah contoh-contoh dari APE yang dapat dijadikan referensi bagi guru-guru PAUD.

”Diharapkan setelah melakukan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini guru-guru dapat mengembangkan dan menciptakan alat permainan edukatif yang inovatif, kreatif dan bermakna bagi anak.

Selain itu, diharapkan guru-guru bisa memanfaatkan bahan-bahan dan alat yang ada di sekitar anak serta dengan menerapkan pendekatan saintifik dalam proses implementasi sehingga aspek perkembangan anak berkembang dan distimulasi sesuai dengan tahapan perkembangannya.

“Kita berharap juga guru dan orang tua dapat berkolaborasi dalam menciptakan APE dengan menggunakan pendekatan saintifik sehingga pembelajaran yang dilaksanakan pada masa pandemi Covid-19 tetap berjalan dan stimulasi perkembangan anak tetap dilaksanakan,” jelasnya. (rel)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.