Dihantui Banjir, Tak Cukup Gotong-royong Bersihkan Sampah, Namun Ini Harapan Warga (Bagian 3 –Habis)

Penulis: - Minggu, 23 Februari 2025
Ketua RT 08, Kelurahan 35 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II Palembang, Rudi Heriadi. (Foto; Sumselupdate.com/Candra Budiman).

Warga yang hidup di bantaran Sungai Musi Palembang maupun yang hidup di perkotaan dihantui banjir. Bagaimana tidak, jika dahulu mereka merasakan rumahnya tergenang banjir lima tahunan, kekinian sudah setiap waktu merasakan musibah tersebut.

MUSIM penghujan seperti saat ini, musibah banjir di Kota Palembang menjadi pemandangan biasa. Terlebih lagi, jika air Sungai Musi sedang pasang, ditambah lagi hujan deras yang mengguyur, maka banjir tak dapat dihindarkan hingga masuk ke sebagian rumah warga.

Bacaan Lainnya

Hal ini yang dirasakan oleh masyarakat pinggiran Sungai Musi Kota Palembang, salah satunya seorang ibu rumah tangga (IRT) bernama Rohama (62).

IRT yang tinggal di tepian Sungai Musi tepatnya di Jalan Sido Ing Lautan, Lorong Pahlawan, RT 08, Kelurahan 35 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II Palembang.

IRT mengeluhkan banjir di wilayah tempat tinggalnya tersebut, karena setiap air sungai pasang disertai turunnya hujan deras, rumahnya sudah dipastikan tergenang banjir.

Baca Juga: Mengubah Habit Masyarakat dan Infrastruktur yang Besar Jadi Tantangan Penanganan Banjir Palembang (Bagian 1)

“Saya tinggal di sini dari tahun 1982, sering sekali banjir, kapan musim hujan, air sungai pasang, pasti air masuk ke dalam rumah saya, tingginya sampai betis,” ungkap Rohama diwawancarai Sumselupdate.com, Selasa (18/2/2025).

Kepada pihak pemerintahan terkait, Rohama berharap agar dapat memberikan bantuan untuk pembangunan infrastruktur jalan agar lebih tinggi.

“Kami minta diperhatikan banjir di sini, jalan dan rumah. Memang sering dari pemerintahan setempat ke sini, datang untuk bergotong royong membersihkan sampah, biar tidak terjadi banjir, tapi masih saja banjir datang,” tuturnya sedih.

Di tempat yang sama, Ketua RT 08 Rudi Heriadi mengungkapkan banjir di wilayahnya itu tidak menentu, di mana biasanya banjir besar datang lima tahun sekali, namun sekarang sudah setiap waktu.

“Tergantung hujan, jika hujan deras, air sungai pasang, pasti banjir sampai naik ke rumah warga sini, bahkan sampai ke depan lorong kami,” ungkap Rudi.

Diakui Rudi, dari pihak kelurahan setempat setiap satu minggu sekali datang untuk bergotong royong dengan warga membersihkan sampah.

Baca Juga: Persoalan Banjir di Palembang Dipicu Pengembangan Kawasan Tanpa Perencanaan (Bagian 2)

“Untuk banjir yang paling besar di sini, sudah lama sekitar 10 tahun terakhir. Beberapa tahun ini cuma separuh jalan lorong, banjir naik. Harapan kami dari pemerintahan jangan cuma rutin membersihkan sampah, tapi juga harus ada bantuan untuk membangun infrastruktur, biar tidak banjir lagi di sini,” tukasnya.

Rasa dihantui banjir juga dirasakan Rangga (37), warga Bukit Besar Palembang, Dia mengaku setiap turun hujan, dia akan berpikir ulang untuk keluar rumah untuk beraktivitas dengan kendaraan roda empatnya.

Menurut Rangga, jika turun hujan, sudah dipastikan sejumlah titik ruas jalan di Kota Palembang tergenang banjir dan imbasnya terjadi kemacetan arus lalulintas.(**)

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait