Petani di Banyuasin Gigit Jari, Harga Jual Gabah Anjlok di Tengah Masa Panen Padi

Penulis: - Selasa, 20 Februari 2024
Petani di Kabupaten Banyuasin tengah melakukan panen padi di tengah harga gabah anjlok.

Banyuasin, Sumselupdate.com – Di tengah masa panen padi di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) harga jual gabah di petani justru anjlok.

Tak pelak, anjloknya harga jual gabah tak selaras dengan harga beras yang beredar di pasaran, yang semakin hari terus melambung.

Bacaan Lainnya

Pantauan Sumselupdate.com sejumlah kecamatan di Kabupaten Banyuasin seperti Kecamatan Muara Telang, Air Saleh, Makarti Jaya, dan Kecamatan Tanjung Lago, mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani padi.

Sejak akhir Januari 2024 hingga saat ini di sejumlah kecamatan tersebut tengah masuk masa panen pertama atau IP 100.

Semula saat masuk masa panen di sejumlah kecamatan itu harga jual gabah padi di sawah berkisar Rp7.400 per kilogram hingga menyentuh Rp8.000 per kilogram. Harga ini tergantung dari kualitas gabah yang dipanen.

Baca Juga: Harga Gabah di Tingkat Petani Anjlok, Bulog : Masih Stabil Kok..

Dengan kisaran harga segitu, dianggap petani sesuai dengan biaya perawatan yang juga tinggi, mereka masih mendapatkan untung.

Namun ironisnya, harga gabah yang dianggap tinggi itu tak berlangsung lama. Tepatnya pasca-Pemilu 2024, harga gabah di tingkat petani justru anjlok hingga menyentuh Rp6.000 per kilogramnya.

“Waktu giliran kita yang panen sekarang, justru harganya (gabah –red) anjlok sampai Rp6.000 per kilogram,” cetus Agung Wijaya, salah satu petani di Kecamatan Air Saleh, Selasa (20/02/2024).

Baca Juga: DPRD Sumsel Minta Bulog Serap dan Sesuaikan Harga Beras Petani

Kata Agung, dengan harga gabah Rp6.000 per kilogramnya, keuntungan yang didapat petani semakin tipis.

Sebab bila per hektar lahan sawah padi dari pembersihan lahan, proses semai, perawatan, pemupukan, hingga panen, biaya yang harus dikeluarkan petani bisa mencapai belasan juta rupiah, tergantung ketersediaan pupuk.

Sementara, untuk satu hektar lahan persawahan yang dapat hasil panen setelah tiga sampai empat bulan proses perawatan, gabah padi yang dipanen berkisar empat sampai lima ton.

“Ini (harga gabah –red) sebenarnya tidak sebanding, dengan biaya yang kita kita keluarkan, bahkan beberapa petani di sini juga untuk lahan mereka menyewa di harga Rp8 juta sampai Rp10 juta,” ucap Agung.

Baca Juga: Sambut Ide dari Akademisi, Sumsel Berencana Bangun Laboratorium Agribisnis

Agung berharap, harga gabah di petani dapat kembali melonjak guna mensejahterakan warga Kabupaten Banyuasin yang mayoritas bergantung terhadap hasil pertanian.

“Semoga harga gabah bisa kembali naik, dan kami kembali semangat untuk masuk masa tanam IP 200 ke depannya,” harap Agung. (**)

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait