Ketinggian Banjir Capai Lutut Orang Dewasa, Pengendara Bingung Cari Jalan Alternatif  

Rabu, 1 September 2021
Seorang pengendara motor nekat menerobos banjir yang melanda di Jalan Ahmad Yani Plaju Palembang, Rabu (1/9/2021).

Palembang, Sumselupdate.com – Lebih dari tiga jam hujan lebat melanda Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Tak pelak, kondisi ini membuat sejumlah pemukiman masyarakat dan jalan protokol di Palembang, dikepung banjir.

Pantauan Sumselupdate.com, Rabu (1/9/2021), sejumlah jalan protokol seperti Jalan Jend Sudirman, Jalan Kolonel H Barlian,  Jalan R Sukamto,  Jalan Kapten A Rivai,  Jalan Mayor Salim Batubara Sekip,  Jalan Jend Ahmad Yani, dan sejumlah titik jalan terendam banjir.

Di beberapa titik ruas jalan, ketinggian banjir mencapai lutut orang dewasa. Imbasnya, sejumlah pengendara kebingungan mencari jalur alternatif yang dapat dilewati kendaraan roda dua dan roda empat.

Advertisements

Namun tidak sedikit para pengemudi motor nekat menerobos genangan banjir. Dampaknya bisa ditebak, banyak dari pengendara roda dua terpaksa mendorong motornya karena mogok.

“Saya tadi dari kawasan Kamboja, mau keluar ke jalan protokol. Tapi semua akses jalan terkepung banjir, baik di Jalan Dwikora, Kamboja maupun Sudirman,” kata Aria, salah seorang pengendara yang terjebak banjir di kawasan Jalan Kamboja Palembang.

Erda, seorang warga Plaju lainnya mengaku Jalan Jend Ahmad Yani Palembang menjadi salah satu daerah langganan banjir di Kota Palembang.

Salah satu ruas jalan di Palembang terendam banjir, Rabu (1/9/2021).

Menurut dia, banjir yang terjadi di kawasan tersebut dimulai dari simpang Tiga Budi Wijaya sampai ke depan Universitas Muhammadiyah Palembang.

Ketinggian banjir di kawasan tersebut sampai menyentuh setinggi ban sepeda motor.

Para pengendara yang melintas pun terpaksa memperlamban kendaraannya untuk menghindari banjir. Kendati demikian, banjir di kawasan tersebut hanya berlangsung sekitar tiga jam saja.

“Kalau kami di Plaju ini sudah langganan banjir di jalan protokol. Karena di sini kan rumah penduduk sudah padat,” terangnya.

Terpisah, Kepala Unit Analisa Dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Sinta Andayani mengaku Sumsel saat ini masih dalam periode musim kemarau.

Namun cuaca pada musim kemarau ini banyak dipengaruhi oleh faktor pengendali cuaca lain yang silih berganti menambah uap air di atmosfer bertambah lembab atau basah, sehingga potensi terjadi hujan cukup besar untuk wilayah Sumsel.

Ia mencotohkan, aat ini sedang terjadi fenomena Gelombang Ekuatorial Rossby di sekitar Sumsel dan terdapat sirkulasi angin di barat Kalimantan serta konvergensi menyebabkan pertemuan massa udara.

“Suhu permukaan laut terdeteksi masih hangat yang huga membuat atmosfer juga semakin basah,” terang Sinta.

Sinta pun membantah, jika hujan deras menerpa Palembang merupakan hujan buatan.

Terlebih,  pembuatan hujan buatan sudah selesai pada bulan Juni kemarin. Saat ini hujan yang terjadi murni karena proses alami di atmosfer.

“Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, masih cukup tinggi hingga tiga atau lima hari ke depan.  Karena itu saya himbau masyarakat untuk selalu waspada akan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor terutama di daerah perbukitan,” tutupnya. (ron)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.