Palembang, sumselupdate.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel sebelumnya telah memprediksi musim kemarau akan berakhir pada Oktober mendatang.
Hal ini juga berpengaruh pada penyakit yang biasa terjadi pada musim penghujan, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Palembang, Yudi Setiawan mengatakan, DBD merupakan jenis penyakit yang selalu tinggi pada saat musim hujan.
Makanya, musim kemarau dimana cuaca begitu panas, kecenderungan kasus DBD ini menurun.
“Hal ini karena potensi untuk terjadinya tempat perindukan kecil,” katanya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan kota Palembang, dari total jumlah kasus DBD dari Januari-2 Mei 2023 angka tertinggi kasus terjadi pada minggu kedua Februari dengan jumlah 34 kasus.
Pada saat itu memang kondisi cuaca di kota Palembang berada pada musim hujan sampai dengan April . Dimana akhir April masuk musim panas tapi masih diselingi hujan.
“Dari awal tahun hingga awal Mei 263 kasus DBD, dengan sebaran angka tertinggi berada di kecamatan Ilir Barat 1,” katanya.
Dilihat juga dari data riwayat kasus DBD dari tahun ke tahun nya berdasarkan bulan, Januari-Maret tinggi, walaupun kasus cukup fluktuatif.
Data dari 2019 angka kasus DBD sebanyak 697 dengan kejadian tertinggi pada Januari dengan 151 kasus.
Pada 2020 angka kasus DBD 435 tertinggi di Februari dengan 121 kasus. Pada 2021 kasus DBD di Kota Palembang tercatat sebanyak 246 tertinggi di November dengan 39 kasus.
Pada 2022 angka kasus DBD melonjak dengan jumlah 908 kasus tertinggi di Januari dengan 106 kasus. Pada 2023 jumlah kasus DBD dari Januari sampai 2 Mei ada 263 kasus, dengan Januari 70 kasus. (Iya)