Jubir Gugus Tugas Sumsel Benarkan Pasien ke-18 Positif Terinfeksi Corona Adalah Istri Wakil Walikota Prabumulih!

Minggu, 12 April 2020
Juru bicara (Jubir) Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumatera Selatan Yusri saat press conference.

Palembang, Sumselupdate.com – Juru Bicara Gugus Tugas penanganan Covid-19 Sumatera Selatan (Sumsel) Yusri, SKM  membenarkan, pasien ke-18 yang positif terinfeksi virus Corona adalah istri Wakil Walikota Prabumulih, Hj Reni Indayani, SKM.

“Kalau memang yang bersangkutan sudah membuat statement, artinya memang benar,” katanya.

Bacaan Lainnya

Ia juga mengatakan, Hj Reni Indayani merupakan pasien ke-18 positif Corona di Sumsel.

Diketahui bahwa pasien ke 18 asal Prabumulih menyadari positif Covid-19 secara tidak sengaja setelah melakukan medical check up di salah satu rumah sakit di Palembang.

Disinggung mengenai kondisi pasien yang sudah dinyatakan sembuh Covid-19, Yusri mengakui, memang sesuai dengan data yang dirilis Kemenkes RI terdapat empat pasien.

Akan tetapi, per hari ini, baru tiga pasien di Sumsel yang dinyatakan sembuh dan sudah diperbolehkan pulang.

“Memang tidak ada perbedaan data nasional dengan kita terkait pasien sembuh. Hanya saja, yang kita umumkan khusus untuk pasien yang sembuh dan sudah diperbolehkan pulang. Sedangkan pasien sembuh satunya lagi kemungkinan besok baru dipulangkan,” terangnya.

Terkait jumlah pasien positif Covid-19 di Sumsel, Yusri mengatakan, tidak ada penambahan dari sebelumnya 18 orang.

Sedangkan untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 69 orang, selesai pengawasan 49 orang, sedangkan masih dalam proses pengawasan sebanyak 20 orang.

“Hari ini tidak ada kasus baru, namun kita ada penambahan PDP sebanyak empat orang,” tutupnya.

Sebelumnya, Wakil Walikota Prabumulih, H Andriansyah Fikri, SH dengan tegas mengakui jika pasien nomor 18 positif terjangkit virus Corona merupakan istrinya, Hj Reny Indayani, SKM.

Seperti dikutip dari beberapa media online, Ardiansyah mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menghakimi pasien positif Covid-19 dengan hal-hal yang tidak bagus yang pada ujungnya membuat pasien menjadi tertekan, takut, dan malu.

Kondisi ini menurut dia, bisa membuat pasien tidak mau melakukan pemeriksaan dan tidak mengakui statusnya yang pada ujungnya penyebarannya semakin meluas. (ron)

 

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.