Istri dan Orang Tua Tidak Tahu Penyebab IR Ditangkap Densus 88

Selasa, 14 Februari 2023
SL (61) dan RK (57), orang tua terduga teroris IR

Laporan Tim Redaksi

Palembang, Sumselupdate.com – Istri dan kedua orang tua IR, terduga teroris yang ditangkap Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Anti Teror Polri pada Selasa (7/2/2023) pekan lalu di Desa Klaten, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan mengaku tak mengetahui sama sekali penyebab IR diamankan Densus 88.

Bacaan Lainnya

Diketahui Selasa (14/2/2023) siang tadi, lebih dari 10 personel Densus 88 Anti Teror Polri menyantroni salah satu rumah di Perumahan Tanjung Barangan Asri, Kelurahan Bukit Baru, Kecamatan IB I Palembang yang diduga merupakan kediaman yang pernah ditinggali oleh IR terduga teroris dari jaringan Jamaah Islamiah atau JI.

Lebih dari dua jam mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 11.45 WIB, personel Densus 88 Anti Teror Polri mengeledah rumah dengan cat hijau di perumahan Tanjung Barangan Asri Blok E1, Kelurahan Bukit Baru, Kecamatan Ilir Barat 1 Palembang.

Dalam penggeledahan tersebut, anggota Densus 88 menyita puluhan buku yang disinyalir mengandung paham radikalisme serta tiga lembar jaket warna orange, dan satu buah busur.

Kepada Sumselupdate.com RY (32), istri IR dan dan kedua orang tua dari IR yakni SL (67) dan RK (57) bercerita jika IR ditangkap oleh Densus 88 ketika hendak pergi shalat subuh berjamaah di masjid dekat rumah di Desa Klaten, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan pada Selasa (7/2/2023).

SL ayah dari  IR mengaku mendatangi Kota Palembang setelah mendapat panggilan dari Densus 88 untuk mendampingi langsung penggeledahan di rumah yang sempat ditinggali anak dan menantunya tersebut.

“Kami sekeluarga baru sampai di Palembang sekitar pukul 02.30 subuh tadi, bersama istri saya dan menantu saya (istri IR –red),” jelas SL dan RK orang tua dari terduga teroris IR

SL menyebut IR ditangkap saat hendak berangkat shalat subuh ke masjid menggunakan sepeda motor. Saat itu, IR dibonceng kakaknya.

“Kalau cerita kakaknya mereka sempat dibuntuti dua sepeda motor. Saat di simpang jalan, motor dihentikan mobil, Sempat ditanya nama. Lalu IR dibawa masuk mobil,” ujarnya.

SL yang berprofesi sebagai petani tersebut mengaku sangat terkejut saat mengetahui anaknya ditangkap Densus 88, apalagi dugaan keterlibatan IR dengan jaringan Jamaah Islamiah.

“Kami tidak tahu sama sekali, sebab kalau di rumah anak saya itu kesehariannya sebagai guru ngaji, dan kerap mengisi tausyiah di desa,” sebutnya.

SL bercerita, pasca tamat dari Sekolah Dasar (SD), IR yang merupakan anak bungsu dari dua bersaudara itu langsung menempuh pendidikan SMP dan SMA-nya di pondok pesantren masih di wilayah Lampung Selatan.

“Nama IR itu ia dapat saat masih menempuh pendidikan di pondok pesantren, kalau nama aslinya itu Juwirianto,” jelasnya.

Senada dengan mertuanya, RY (32) istri dari IR juga mengaku sangat terkejut saat mengetahui suaminya tersebut ditangkap.

Meski demikian, tak sedikit pun terlihat dari wajah RY getir usai suaminya tersebut ditangkap. Kini ia mengaku hanya berserah diri kepada Sang Maha Kuasa.

“Kalau soal sedih sudah seminggu lebih saya menangis, yang ada di pikiran saya sekarang kondisi anak saya masih tiga tahun dan saya juga kini tengah mengandung anak kedua,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, lebih dari satu jam, personel Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Anti Teror Polri melakukan penggeledahan di rumah yang sempat ditempati terduga teroris berinisial IR yang ditangkap di Desa Klaten, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan.

Salah satu perwira Densus 88 yang memiliki pangkat balok emas di pundak menuturkan sejumlah buku yang diamankan itu berisikan ajaran yang disinyalir menyimpang.

Menurutnya, diamankannya IR merupakan pengembangan dari penangkapan rekannya yang diduga terlibat dari jaringan Jamaah Islamiyah.

Sementara itu, salah satu tetangga IR mengungkapkan sudah lama rumah yang berada di Perumahan Tanjung Barang Asri itu, tidak ditempati oleh IR dan Istri.

“Sudah lama mereka pindah dua tahun lalu, kalau tidak salah waktu istrinya hamil muda mereka pulang ke tempat mertua,” ucapnya.

Dia mengaku tak mengetahui keterlibatan IR dengan jaringan Jamaah Islamiyah apalagi soal IR ditangkap Densus 88.

“Kalau setahu saya IR itu dulu guru ngaji penampilannya seperti biasanya orang dan juga punya usaha jualan susu kedelai,” terangnya.

IR dikenal oleh warga setempat merupakan orang yang rajin beribadah ke masjid, bahkan menyebut kalau tak ada perilaku mencurigakan yang terlihat selama tinggal di Perumahan Tanjung Barangan Asri tersebut.

“Kami saja kaget, ketika dapat kabar seperti itu,” jelasnya.

Menurutnya, rumah tersebut sudah lama tak dihuni oleh IR dan istri, tapi menurutnya rumah tersebut sesekali ditempati oleh adik ipar dari IR.

“Terkadang ada adik ipar IR yang menginap di sini, karena dia kuliah di Palembang,” imbuhnya. (tim)

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.