Duh! Gara-gara PDAM Lematang Enim Mati, Warga Muaraenim Mandi Pakai Air Galon

Kamis, 17 Januari 2019
Salah satu warga Kabupaten Muaraenim mengisi bak mandi dengan air galon lantaran air bersih PDAM Lematang Enim terhenti selama tiga hari.

Muaraenim, Sumselupdate.com – Akibat layanan air bersih milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Lematang Enim berhenti total, sedikitnya 3.000 pelanggan di Kabupaten Muaraenim mengalami krisis air.

Layanan air bersih milik perusahaan kebanggaan milik Pemkab Muaraenim ini diketahui berhenti mengalir sejak Selasa (15/1/2019) lalu.

Bacaan Lainnya

Adapun wilayah paling terdampak krisis air akibat tak mengalirnya air PDAM meliputi kawasan Kelurahan Pasar I, Pelitasari, Pelawaran, Grojokan 5 DAN 6 seputar GOR Pancasila, dan Rumah Tumbuh Kota Muaraenim.

Direktur PDAM Lematang Enim Sartono saat dikonfirmasi mengakui, layanan air PDAM sudah terhenti selama tiga hari.

Layanan air itu, katanya terpaksa berhenti karena terjadinya kerusakan travo akibat tersambar petir.

“Memang sudah tiga hari mati, ada travo yang rusak tersambar petir sehingga membuat terhentinya distribsusi air ke rumah-rumah,” kata Sartono di sela-sela usai rapat paripurna, Kamis (17/1/2019).

Menurut Sartono, kerusakan akan segera teratasi dalam waktu dekat. Sebab, lanjutnya, alat travo yang rusak sudah dibeli dan tinggal dilakukan pemasangan untuk penggantian. “Hari ini kalau barangnya sampai langsung kita pasang,” ucapnya.

Sartono mengakui, stopnya pelayanan akibat gangguan teknis berdampak keributan pelanggan mereka.

“Sekitar 3.000-an pelanggan kami terkena dampak ini, kami mohon maaf atas ketidaknyaman ini, kami berusaha supaya layanan distribusi air segera normal lagi,” urainya.

Akibat Kondisi air bersih berhari-hari mati,  membuat sebagian warga yang tinggal diwilayah tersebut kehabisan air untuk sekedar kebutuhan mandi, cuci dan sebagainya.

Noprina (33), warga Grojokan 5 mengaku sudah tiga hari air di rumahnya berhenti mengalir. “Sudah tiga hari air mati, jadi kami terpaksa beli air galon untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.

Dalam sehari dirinya harus membeli air sedikitnya delapan sampai sepuluh0 galon untuk mengisi bak di kamar mandi. Sehingga matinya layanan air PDAM turut membuat pengeluaran mereka bertambah untuk membeli air bersih.

“Untuk itu kami juga meminta kepada pihak PDAM supaya bekerja profesional, harusnya mereka sudah paham faktor dan risiko gangguan teknis bisa diantisipasi atau dipersiapkan jauh-jauh hari, jangan sampai pelayanan terlalu lama terhenti seperti saat ini,” ungkapnya. (azw)

 

 

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait