Dua Penodong Sadis Tersungkur Didor

Senin, 25 Januari 2016
Dua pelaku penodongan yang ditembak petugas.

Palembang, Sumselupdate.com
Dua penodong sadis masing-masing David (29), warga Lorong Kelekar, RT.06, RW.01, Kelurahan Seberang Ulu II dan rekannya Apriyadi alias Anang (29), warga jalan Perindustrian II, Lorong Panukal, RT 12, RW 01, Kelurahan Sukarame, Kecamatan Sukarami, Palembang, tersungkur didor petugas.
Keduanya dibekuk setelah lama menjadi incaran aparat kepolisian. Dari catatan kepolisian, keduanya melakukan penodongan terhadap wanita tunawicara bernama Noviana (30), warga Lorong Damai, RT 01, RW 06, Kelurahan 13 Ilir, Kecamatan Ilir Timur I, Palembang. Keduanya berhasil dibekuk oleh tim Pidana Umum Polresta Palembang, Minggu (24/1) malam.
Selain harus kehilangan uang, korban harus mendapatkan perawatan medis karena luka yang dialami karena sabetan senjata tajam, saat memberikan perlawanan sewaktu hendak diperkosa diatas angkot KM 5 pada 29 November 2015.
Kompol Maruly Pardede, Kasat Reskrim Polresta Palembang melalui Kanit Pidum AKP Robert Sihombing mengatakan, kedua pelaku ini tergolong sadis dalam menjalankan aksinya.
“Tersangka ini selain merampas barang juga melukai korban bahkan nyaris memperkosa. Untuk tersangka David ini sudah tiga kali masuk penjara dalam kasus copet, penganiayaan dan narkoba. Sedangkan tersangka Anang ini sudah lama kita incar karena banyak terlibat aksi penodongan dan pencopetan di Kota Palembang,” ujar perwira balok tiga ini.
Robert melanjutkan, satu orang lagi yang masih diburu, Santo (DPO) yang menjadi otak dalam aksi ini. “Untuk tersangka David, pada Jumat Lalu berhasil membawa satu unit ipad dalam aksi copet dalam bus kota. Selain itu tersangka David juga terlibat dalam kasus pembunuhan yang terjadi di depan Toko Marathon, Jalan Jendral Sudirman. Untuk kedua tersangka ini, kita akan jerat dengan pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan yang ancaman hukumannya diatas lima tahun kurungan,” jelasnya.
Sementara itu, dalam pengakuannya David mengatakan, ia melakukan penodongan terhadap Novi bersama Anang dan Santo. Mereka hanya memperoleh uang Rp50 ribu dan buku harian. Senjata yang digunakan dalam aksi itu milik Santo.
“Memang saya ikut dalam penodongan itu, juga melakukan aksi copet di bus kota tiga hari lalu. Untuk pembunuhan yang di depan Marathon bukan saya pelakunya tetapi Marta,” kilahnya.
Sedangkan tersangka Anang mengaku, apabila dirinya hanya diajak Santo untuk melakukan penodongan terhadap korban dimana mereka hanya mendapatkan uang sebesar Rp50 ribu. Sedangkan pisau yang diamankan dari tangannya milik Santo. Santo sempat datang ke tempat mereka sering nongkrong di daerah 18 Ilir, dan pergi sebelum penangkapan terjadi.
“Santo memang bernasib baik, dia datang lalu memberikan pisau setelah itu pergi. Sewaktu menodong korban di angkot menggunakan pisau miliknya. Nodong untuk menghidupi anak istri kalau tidak kami tidak makan,” ujarnya. (lpg)

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait