Sekayu, Sumselupdate.com – Ratusan massa yang tergabung dari enam kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Muba Timur (AMMT) menggelar aksi unjuk rasa untuk segera dibentuknya pansus pembentukkan Musi Banyuasin (Muba) Timur.
Unjuk rasa sendiri dilakukan di Jalan Palembang-Jambi, Kecamatan Sungai Lilin, Rabu (20/4). Massa yang melakukan longmarch sejauh kurang lebih 10 kilometer ini membawa spanduk yang menuntut DPRD Muba untuk segera dibuatkannya pansus DOB Muba Timur.
Massa tersebut terdiri dari enam kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Babat Supat, Kecamatan Keluang, Kecamatan Sungai Lilin, Kecamatan Tungkal Jaya, Kecamatan Bayung Lencir, dan Kecamatan Lalan.
Dalam orasinya, masyarakat ingin menyampaikan aspirasi yang tidak dipenuhi oleh Kabupaten Muba salah satunya infrastruktur yang ada. Padahal 60 persen Pendapatan Asli Daerah (PAD) berada di enam kecamatan tersebut.
Tidak hanya itu pelayanan masyrakat dari pemerintah terkesan lambat dan tekesan lemah.
Bahkan tingkat kemiskinan di enam kecamatan untuk menjadi Muba Timur sangat memprihatinkan. Hal ini diperparah dengan perang opini yang membodohi masyarakat, narkotika, dan korupsi di eksekutif dan legislatif yang membuat masyarakat kecewa.
“Kami mendesak DPRD Muba untuk segera membentuk Pantia Khusus (Pansus) DOB Muba Timur, mendesak Pemkab Muba dan Pemprov Sumsel menyetujui pemekaran DOB Muba Timur,” kata Humas Aliansi Masyarakat Muba Timur, Selaku Koordinator Aksi, Dendres ketikda dihubungi Sumselupdate. com.
Menurut Dendres, aksi ini bentuk kekecewaan , jika nanti dalam waktu satu bulan tidak mengambil sikap, maka kami akan datang dengan massa yang lebih besar dan siap menanggung segala resikonya.
aksi yang dilakukan di jalur lintas Sumatera. Bahkan, aksi dilakukan dengan long march dari pindang Banjar menuju pasar Sungai Lilin hingga menutup satu jalur jalan lintas Sumatera. Akibatnya kemacetan panjang terjadi hingga kurang lebih 7 km.
Lumpuhnya jalan lintas sumatera berakibat banyak pengendara yang mengeluh karena dalam aksii ini ratusan massa sempat berjalan kaki menggunakan sebelah jalur yang mengakibatkan pihak kepolisian mengatur jalur sistem buka tutup.
Salah seorang sopir ekspedisi Agus (30) mengatakan, dengan adanya aksi yang dilakukan di tengah jalan mengakibatkan banyak kerugian bagi angkutan.
“Aksi yang dilakukan ratusan massa tersebut sangatlah merugikan bagi kami, selain terlambat waktu pengiriman, uang jalan kamipun jelas berkurang, karena sebelum waktunya kami harus mampir diwarung-warung yang terdekat untuk membeli makanan, menunggu antrian jalur sistem buka tutup,” jelasnya.
Kondisi kemacetan ini dibenarkan oleh pihak kepolisian Lalu Lintas. Aksi yang dimulai sekira pukul 08.30 WIB tersebut sempat menimbulkan kemacetan beberapa jam lamanya. Kemacetan hingga tujuh kilometer dari dua arah.
“Diperkirakan kemacetan kurang lebih tujuh kilometer dari jalur dua arah. Arus Lalu lintas tersendat, namun tidak terjadinya kemacetan secara total karena kita buat sistem buka tutup,” jelas Kasatlantas Muba AKP Feriza Lubis SH melalui Kaposlantas Sukamaju Bripka Z Samosir, SH ( est).