PALI, Sumselupdate.com – Masyarakat Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) terutama yang berada di Desa Semangus, Kecamatan Talang Ubi hingga kini belum merasakan layanan maksimal dari provider.
Pasalnya, wilayah terluar bagian barat Bumi Setepat Serasan ini masih kesulitan untuk melakukan komunikasi menggunakan telepon seluler, lantaran minimnya jaringan atai signal provider di wilayah tersebut.
Hal ini membuat masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut harus mencari dataran tinggi atau menggunakan antena penangkap sinyal untuk dapat menggunakan jaringan GSM maupun layanan data untuk akses internet.
Dari penelusuran media ini, salah satu lokasi di desa tersebut yang kerap dijadikan tempat mencari signal yaitu di tebing cinta (sebutan warga –red).
Di mana lokasi itu berada di pangkal desa dan merupakan dataran tertinggi serta signal provider di sana cukup stabil.
“Kemajuan teknologi masih belum merata dirasakan masyarakat PALI, jadi kami harapkan Pemkab PALI ataupun pihak terkait dapat memperhatikan desa kami ini, meskipun terletak di perbatasan,” jelas Prans (28), salah satu warga Desa Semangus, Minggu (4/4/2021) lalu.
Selain itu, dirinya juga menjelaskan bahwa hanya satu lokasi yang menjadi tempat untuk mencari signal provider, di mana lokasi itu sepi.
“Jadi ditempat kami ini ada lokasi yang dinamakan tebing cinta, di mana tempat masyarakat untuk mencari signal baik itu untul menelpon, mengakses internet, dan membuka sosial media lainnya,” imbuhnya.
Kendati demikian, lanjut Efran, masih ada solusi lain untuk mendapatkan signal provider di wilayahnya tersebut, yaitu dengan menggunakan antena penangkap signal yang dihubungkan dengan handpone.
“Kendalanya memakai antena itu harus tinggi, sekitar belasan meter baru dapat signal, karena tiang antena terbuat dari bambu sehingga mudah lapuk dan patah,” bebernya.
Hal tersebut dibenarkan oleh kepala desa Semangus, Ujang Suyadi, meskipun pihaknya telah beberapa kali mengajukan proposal dan meminta bantuan kepada pemerintah untuk mencarikan solusi agar wilayah desanya tidak blank signal.
“Dari pemerintahan desa terlebih dadulu pernah meminta juga untuk pembangunan tower, hingga kinipun diberbagai kesempatan kami sering meminta atau menyampaikan untuk solusi agar di wilayah desa Semangus ini ada sinyal, namun masih belum ada tanggapannya, terakhir pada kunjungan Gubernur akhir tahun 2020 lalu,” jelas Ujang.
Dirinya sangat berharap agar pihak terkait dapat sesegeranya untuk memberikan solusi agar signal provider di Semangus stabil.
“Apalagi saat ini pemerintah menjadikan wilayah Semangus menjadi jalur perlitasan alternatif menuju kota Lubuk Linggau, jadi kalau ada masyarakat dari luar belum pernah melintas tidak kawatir lagi menyasar dari map karena tidak ada signal,” pungkasnya. (adj)