Tamil Nadu, Sumselupdate.com – 12 warga India tewas akibat ditembaki polisi saat kegiatan demonstrasi menuntut penutupan pabrik tembaga Vedanta Resources. Aksi massa tersebut terjadi di Tamil Nadu, negara bagian di India Selatan.
“Kami mendapat konfirmasi 12 orang tewas dalam tembakan polisi. Kami khawatir jumlah korban akan meningkat,” kata seorang polisi dari daerah Chennai, ibukota Tamil Nadu, dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (23/5/2018).
Polisi itu mengatakan tak mengetahui jumlah demonstran yang terluka secara pasti. Sementara itu sekitar 20 polisi juga terluka dalam bentrokan di Tuticorin, sekitar 600 kilometer arah selatan Chennai.
Rahul Gandhi, pemimpin partai oposisi, Congress Party, mengecam penembakan itu. “Negara mensponsori terorisme,” kata dia dalam akun Twitter @RahulGandhi.
Masih dilansir dari AFP, dijelaskan kekacauan terjadi, di mana para pengunjuk rasa menyerbu kantor administrasi lokal dan membakarnya. Pemicunya karena pengajuan izin para demonstran untuk mengadakan rapat umum di pabrik peleburan, ditolak.
Polisi itu mengatakan upaya membubarkan 5.000 kelompok pelempar batu dengan tembakan gas air mata gagal. Polisi kemudian menembakkan peluru tajam. Seorang polisi lain, berpangkat perwira, mengatakan lebih dari 110 kendaraan dibakar selama kerusuhan.
Menteri Kepala Tamil Nadu, Edappadi K. Palaniswami, memerintahkan penyelidikan terhadap aksi penembakan. Namun sikapnya menunjukan pembelaan terhadap polisi.
“Polisi harus mengambil tindakan dalam keadaan yang tidak dapat dihindari untuk melindungi kehidupan publik dan properti, karena para pengunjuk rasa melakukan kekerasan berulang. Polisi harus mengendalikan kekerasan,” kata Edappadi dalam sebuah pernyataan.
Eddapadi menawarkan keluarga dari tiap korban diberi santunan sebesar satu juta rupee atau 14.700 dolar.
Warga telah memprotes pabrik yang dikelola oleh anak perusahaan Vedanta, Sterlite Copper, selama berbulan-bulan. Ahli lingkungan dan penduduk setempat menuduh pabrik itu mencemari sumber daya air. Tuduhan itupun yang ditolak oleh perusahaan.
Protes telah meningkat setelah Vedanta berusaha untuk memperluas pabrik. Ada pabrik milik Vedanta yang ditutup setelah adanya dugaan kebocoran gas pada Maret 2013, yang menewaskan ratusan orang dengan kesulitan bernapas, mual dan infeksi tenggorokan. (adm3/dtc)