Tinggal Bersama Ibu, Yusuf Pasrah Tak Bisa Biayai Hidup Pasca-Banjir Mengepung Palembang

Sabtu, 8 Januari 2022
Muhammad Yusuf bersama ibu kandungnya Zainur yang tak bisa apa-apa lantaran terjangkit penyakit rematik usai dilanda banjir, Sabtu (8/1/2022).

Laporan Haris Widodo

Palembang, Sumselupdate.com – Tiga belas hari tepatnya tanggal 25 Desember 2021, peristiwa banjir melanda dan  dialami puluhan ribu rumah warga Palembang.

Bacaan Lainnya

Dari sekian puluh ribu rumah warga yang terkepung banjir, ada satu rumah di Jalan HM Ryaacudu, Lorong Garuda 1, Kecamatan Seberang Ulu 1, Palembang, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami kerusakan dan lantai ruang tamu jebol dimasuki ular.

Dari pantauan video yang diterima tim Sumselupdate.com, Sabtu (8/1/2022) terlihat rumah yang berkontruksi kayu ditempati oleh ibu dan anak Muhammad Yusuf (48) dan Zainur (77) terlihat berantakan dan tak berbentuk pasca-banjir yang memasuki rumah.

Air lumpur masuk hingga ke kamar tidur, lantai di ruangan tamu jebol, bahkan ular masuk ke rumah mereka.

Rumah yang ditempati Muhammad Yusuf bersama ibu kandungnya Zainur berantakan pasca dilanda banjir, Sabtu (8/1/2022).

Saat ditemui di lokasi, ternyata Muhammad Yusuf baru pulang dari rumah sakit pasca-rematik dirasakannya saat kejadian banjir yang mengepung Kota Palembang pada 25 Desember 2021.

Dari ceritanya saat kejadian air pasang masuk ke rumahnya bersamaan dengan sampah yang saat itu dirinya sedang tidur di ruang tamu.

Tubuh Yusuf terasa menggigil sehingga dirinya meminta bantuan tetangga untuk dibawa ke RSUD Bari Palembang.

“Saat kejadian air pasang, masuk bersama sampah. Tingginya sampai di bawah dengkul. Badan aku menggigil dan kaki tidak bergerak sehingga aku minta bantuan tetangga untuk dibawa ke rumah sakit,” kata M Yusuf kepada wartawan, Sabtu (8/1/2022).

Ia menuturkan saat itu dinyatakan dokter bahwa dirinya mengalami rematik sehingga membuat dirinya tak bisa berjalan seperti biasanya.

Tak banyak yang bisa dilakukannya sekarang, buruh serabutan yang sudah 20 tahun hidup bersama ibu kandungnya usai ditinggal ayahnya meninggal dunia, membuat anak tunggal itu pasrah menjalani hidup.

“Ini ruang tamu dan teras baru dapat bantuan dari tetangga sekitar. Keadaan saya sudah seperti ini belum bisa bergerak seperti biasaya. Saya pasrah menjalani hidup. Semoga pemerintah bisa bantu dan saya dapat tempat yang layak untuk ditinggal,” kata Yusuf sambil menahan sedih. (**)

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait