Palembang, Sumselupdate.com – Selain 42 kawasan rawan banjir yang jadi perhatian Pemerintah Kota Pemkot, tetapi juga sedimentasi yang terjadi ditiga sub Daerah Aliran Sungai (DAS).
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang Ahmad Bastari Yusak melalui Kepala Bidang Sumber Daya Air, Irigasi dan Limbah (SDA IL), RA Marlina Sylvia mengatakan, persoalan banjir ini disebabkan oleh persoalan mikro dan makro.
“Persoalan mikro ini seperti sedimentasi drainase, ini yang tidak lupa kita lakukan selain ada persoalan mikro yang masih jadi PR,” katanya, usai acara pemberian penghargaan kepada Komunitas Peduli Sungai dan Komunitas Peduli Lingkungan, Senin (9/12/2024).
Marlina mengatakan, persoalan makro yang jadi pekerjaan rumah PUPR Kota Palembang terjadi sumbatan yang cukup panjang. Yakni, Sungai Bendung titik Sub DAS yang paling kritis, lalu Sub DAS Sungai Buah dan Sub DAS Sekanak.
“Terjadi penyumbatan cukup panjang di Sungai Bendung, persoalan lainnya rata-rata ukuran sungainya mengecil, ukurannya ada yang tinggal 2 meter saja. Ini menjadi PR infrastruktur yang harus dituntaskan,” jelasnya.
Baca juga : Cuaca Buruk KMP Jagantara Kandas di Perairan Bakauheni, Tim SAR Gabungan Evakuasi Penumpang
Menurutnya, persoalan banjir terjadi lantaran penyempitan ruang air dikarenakan sedimentasi dan sampah. Setiap melakukan pengerukan, sampah selalu menjadi bagian dari sedimentasi drainase dan sungai.
“Pengerukan sedimentasi tergantung sedimentasi yang masuk ke aliran air, bisa 3, 6 bulan atau setahun sekali. Tapi jika ditambah masalah sampah yang ikut masuk ke aliran air, ini yang tidak bisa diprediksi pembersihannya berapa kali, harus sesering mungkin,” katanya.
Maka masyarakat tetap harus diedukasi untuk tidak membuang sampah sembarang apalagi ke drainase dan anak sungai. Dengan adanya komunitas peduli banjir diharapkan bisa mengedit masyarakat.
Baca juga : Pasangan Asta Unggul dalam Pilkada Banyuasin 2024 Berdasarkan Hasil Quick Count
Marlina mengatakan, ada 42 kawasan yang menjadi konsentrasi kami di jalan protokol dan kawasan pemukiman masyarakat. Seperti Simpang Polda, MP Mangkunegara, dan beberapa kawasan lainnya.
“Persoalan banjir saat ini sudah jauh berkurang dilihat dari lama genangan, biasanya bisa sehari semalam, sekarang hanya dalam beberapa jam sudah surut,” katanya.
Sekretaris Daerah Kota Palembang Aprizal Hasyim mengatakan, pemberian apresiasi terhadap komunitas peduli banjir dan komunitas peduli lingkungan ini sebagai motivasi agar terus menjadi mitra pemerintah dalam pengentasan banjir.
“Mereka menjadi perpanjangan tangan pemerintah untuk edukasi masyarakat dan sekitarnya agar tidak membuang sampah sembarangan terutama ke sungai,” katanya. (Iya)