Setelah Heboh di OKU Selatan, Kini di PALI Banyak Babi Hutan Mati di Kebun Warga

Selasa, 1 Juni 2021
Masyarakat Kabupaten OKU Selatan, Provinsi Sumatera Selatan mengevakuasi bangkai babi hutan yang mati mendadak beberapa waktu lalu.

PALI, Sumselupdate.comSetelah masyarakat Kabupaten OKU Selatan, Provinsi Sumatera Selatan dihebohkan mati massalnya puluhan babi hutan, kini giliran warga di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) dibikin heboh atas peristiwa yang sama.

Di Kabupaten PALI, banyak warga g menemukan babi hutan yang mati di kebun milik mereka sejak dua bulan terakhir.

Tak pelak, fenomena ini membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PALI melalui Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten PALI, bergerak cepat.

Plt Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten PALI, Maryono menjelaskan hasil identifikasi petugas di lapangan menemukan bahwa penyebab babi hutan banyak mati di kebun warga, karena diserang penyakit Asian Swine Faver (ASF) atau disebut Demam Babi.

Kendati demikian, pihaknya juga telah menegaskan dalam surat imbauan ke warga bahwa penyakit demam babi tersebut tidak menular.

Selain itu, ia juga meminta kepada warga agar jika menemukan babi hutan yang mati untuk langsung ditanam sedalam 1,5 meter atau membakarnya hingga hangus.

“Surat edaran nomor 319/SE/Perikanan/2021 tanggal 16 mei 2021 yang ditandatangani Pj Bupati Penukal Abab Lematang Ilir, Drs Husman Gumanti, (Assisten II bidang Pembangunan) dengan isi imbauan apabila menemukan babi mati di mana saja agar segera ditanam sedalam 1,5 meter dan ditabur kapur di atas bangkai tersebut,” ujar Mariono.

Ia menegaskan untuk tidak membuang bangkai babi ke Sungai, karena bisa mencemari sungai dan membuat ekosistem sungai terganggu.

“Dan bila selesai penanaman atau pembakaran bangkai babi segera melapor ke Kepala Desa setempat untuk didata. Penyakit deman babi ini tidak menular ke manusia atau hewan lainya, hanya saja apabila bangkai babi tidak ditanam hingga membusuk akan mengeluarkan bau tidak sedap dan bukan tidak mungkin mengundang bentuk virus penyakit lainya,” pungkasnya.

Terkait banyaknya kematian babi diperkuat pernyataan Arivai, Kades Tanding Marga, Kecamatan penukal Utara.

Ia menerangkan bahwa sudah banyak warganya yang melapor atas penemuan beberapa babi ditemukan mati mendadak di lahan kebun petani karet.

“Atas surat imbauan Pemkab PALI yang disampaikan Camat Penukal utara ke pihak Desa akan disosilisasikan ke masyarakat sehingga kekhawatiran akan penularan penyakit ini akan segera dipahami oleh setiap warga,” kata Kades. (adj)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.