Palembang, Sumselupdate.com – Pandemi Covid-19 dinilai Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang menambah angka pengangguran di Kota Palembang. Tercatat 82.771 orang tidak memiliki pekejaan di 2020 dan ini meningkat dari tahun sebelumnya.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) dan Litbang Kota Palembang, Harrey Hadi, usai Musyawarah Perencanaan Pembangunan, di Rumah Dinas Walikota, Senin (29/3/2021).
Harrey mengatakan, pengangguran di Palembang mengalami peningkatan dari sebelumnya 7,94 persen dan posisi saat ini di 2020 9,86 persen.
“Jumlah penganguran yang mencapai 82.771 orang ini karena pandemi dan banyaknya tempat usaha tutup,” katanya.
Meningkatnya jumlah orang yang tidak memiliki pekerjaan ini juga berdampak pada bertambahnya angka kemiskinan di Kota Palembang. Terdata masyarakat miskin 182.610 jiwa naik dari tahun 2019 sebanyak 180.670 jiwa.
Pandemi Covid-19 lagi-lagi dianggap menjadi penyebab kemiskinan dan pengangguran. Di Kota Palembang saja, bebarapa tempat usaha seperti supermarket gulung tikar dan banyak orang kena PHK. Ia menilai, perlu adanya stimulus dari pemerintah untuk tempat usaha menengah ke bawah.
Sejauh ini, pemerintah pusat telah memberikan berupa bantuan pra kerja bagi para pekerja terdampak pandemi Covid-19. Pemkot mengklaim juga telah memberikan bantuan stimulus kepada para pemilik usaha dan sembako kepada kasyarakat.
“Sebelumnya sudah ada keringanan pajak juga diskon pembayaran tagihan air dari PDAM, pemkot mesti membuat strategi lain selain membuka lapangan pekejaan, membuka job fire untuk mengurangi pengangguran,” katanya.
Selain Job Fair, juga membuka pelatihan yang berkompetisi agar setelah itu menjadi pekerjaan dan menghasilkan rupiah.
Menurutnya, Pemkot Palembang telah menetapkan 11 program rencana pembangunan seperti pembangunan Embung 100 hektar, Flyover Simpang Sekip, Underpass Sudirman, peningkatan perekonomian, juga mengentas kemiskinan dan pengangguran.
“Pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan 0,25 persen. Hal ini terjadi juga di kota lainnya bahkan di angka yang lebih tinggi. 2021 ditargetkan setidaknya mencapai 4,00 persen,” katanya. (Iya)