Palembang, Sumselupdate.com – Potensi banjir di Kota Palembang cukup tinggi khususnya wilayah di tepi sungai. Hal ini lantaran kondisi pasang di muara Sungai Musi diperkirakan akan berlangsung hingga 1 Februari 2024.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Irigasi & Limbah (SDA IL) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang, Ir RA Marlina Sylvia mengatakan, warning ini berdasarkan prakiraan aplikasi Tides sebagai pengukuran di muara Sungai Musi di Tanjung Buyut sebagai acuan.
“Ketinggian pasang akan berlangsung sampai 1 Februari, rata-rata tinggi muka air 4 meter,” katanya.
Marlina mengatakan, pasang muara Sungai Musi merupakan fenomena alam yang tidak dapat dihindari. Kondisi pasang ini, dapat dilihat siapa saja melalui aplikasi Tides tersebut.
“Kalau lewat dari 1 Februari kemungkinan aman dengan ketinggian air di bawah 2,5 meter tapi bukan jadi patokan juga air tidak kembali pasang,” katanya.
Baca Juga: Sampah Diklaim Penyebab Banjir di Palembang
Melihat yang terjadi sekarang, kenapa banyak titik banjir di kawasan pemukiman, tidak lepas dari pembangunan yang berada di kawasan sepadan dan bantaran sungai, atau di atas Daerah Aliran Sungai (DAS).
“Akibatnya ketika kondisi pasang air yang hakikatnya akan kembali ke ‘rumah’ akan mengisi tempatnya kembali,” katanya.
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Banjir di DA dan Karya Baru Palembang
Tak terhitung masyarakat yang membangun di atas DAS, salah satunya di Jalan Sultan M Mansyur Palembang.
“Anak sungai ini sejak 2013 (berdasarkan laporan warga) dicor untuk dijadikan jalan oleh masyarakat itu sendiri,” katanya.
Menurut dia, solusinya adalah dibongkar karena itu adalah aliran sungai. Pihaknya meminta kepada pemerintah setempat untuk melakukan pendekatan persuasif kepada warga sekitar untuk pembongkaran.
“Kalau warga menolak resikonya kawasan ini tetap akan kebanjiran,” katanya.
Baca Juga: Sendimentasi Diklaim Dinas PUPR Penyebab Banjir di Jalan R Soekamto Palembang
Ketua RT 39 Kelurahan 32 Ilir Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang, Amri dan Ketua RT 17, Toriq mengungkapkan, dulunya kawasan pemukiman memang merupakan sungai Soak Lado.
“Kondisi banjir sebenarnya 5 tahunan, tapi tidak tahu tahun ini juga tiba-tiba baru siang ini airnya naik,” katanya. (**)