Singapura, Sumselupdate.com –Menginjak kaki di negara Singapura yang terlihat pertama kali adalah begitu ketat kedisiplinannya.
Bagaimana tidak, bagi warga Indonesia yang suka merokok ketika tengah berlibur ke negara yang terkenal dengan ikon Merlion atau Patung Singa ini tidak dapat merokok sembarangan.
Memang di Indonesia, rokok dijual dengan sangat bebas dan murah bahkan aturan pun tidak ketat sehingga jika di Indonesia orang merokok di angkutan umum, di jalan, di tempat umum, di tempat makan dan masih banyak lagi itu sudah biasa. Sayangnya, pemandangan itu tidak berlaku di Singapura.
Karena, di negara dengan biaya hidup yang tinggi di Asia Tenggara ini, pemerintah Singapura tidak pandang bulu terhadap siapa pun itu, baik warga setempat, wisatawan, pegawai perkantoran dan lainnya. Bila merokok sembarangan sudah tentu akan berhadapan dengan polisi dan denda yang sangat besar jika dirupiahkan.
Seperti diceritakan wisatawan asal Indonesia, Pratama (25), beberapa hari lalu tepatnya pada 25 Maret lalu dirinya bersama teman-temannya memilih berlibur ke Singapura. Bahkan, ia adalah pemuda yang sangat akrab dengan rokok.
“Memang merokok di Singapura tidak dilarang, tapi saat saya berada di negara tersebut mau tak mau harus mentaati peraturan yang berlaku mengenai rokok ini, karena beda sekali dengan Indonesia. Kalau di sana ketat sekali,” ujar dia, saat dibincangi Sumselupdate.com, Sabtu (2/4).
Dikatakannya, memang dari Indonesia sudah sengaja membawa persediaan untuk merokok di Singapura, karena jika membeli rokok di Singapura harga per bungkusnya luar biasa mahalnya sangat berbeda jika dibandingkan dengan Indonesia.
“Kalau di Indonesia Rp15.000 saja sudah dapat sebungkus rokok. Tapi kalau di Singapura tidak dapat, di sana per bungkusnya dihargai dollar Singapura dan bisa sampai Rp70.000 sampai ratusan ribu. Kemudian pilihan rokoknya pun tidak sebanyak di Indonesia,” katanya.
Selain itu, sambungnya, meskipun pecandu rokok di Singapura tetap dapat mengepulkan asap, namun dengan syarat bisa menuju tempat sampah yang di bagian atasnya sudah disediakan tempat berupa asbak.
“Saat mulut saya masem dan mau merokok, terpaksa kalau belum ketemu kotak sampah yang ada asbaknya saya tahan sampai menemukan tempat sampah itu. Karena saya tidak berani merokok sembarangan, takut di denda apalagi katanya dendanya mahal sekali. Memang ribet sih tapi harus ditaati,” tutupnya. (man)