Sri Langka, Sumselupdate.com – Jumlah korban meninggal akibat serangkaian ledakan bom di Sri Lanka pada akhir pekan lalu kini bertambah menjadi 321 orang.
Menurut kepolisian setempat, korban yang tutup usia diakibatkan oleh luka serius dan sebelumnya sempat dalam kondisi kritis.
Menurut juru bicara Kepolisian Sri Lanka, Ruwan Gunasekera, korban luka-luka akibat kejadian itu diperkirakan sekitar 500 orang, seperti dilansir Channel News Asia, Rabu (24/4/2018).
Mereka saat ini terus memburu jejaring pelaku, dan pemerintah menerapkan status darurat nasional dan memberikan kewenangan aparat membekuk terduga teroris tanpa izin pengadilan.
Aparat menyatakan saat ini mereka menangkap 40 orang diduga terkait dengan aksi teror itu. Mereka menduga aksi itu dilakukan oleh kelompok radikal setempat, Jemaah Tauhid Nasional (NTJ).
Akan tetapi, kelompok ISIS mengklaim mereka bertanggung jawab atas serangan itu. Selain Kolombo, serangan bom itu juga mengguncang dua kota lainnya, yakni Negombo dan Baticaloa.
Selain Hotel Shangri-La dan Hotel The Cinnamon Grand, dua hotel, tiga gereja, dan sebuah rumah juga menjadi target serangan paling mematikan selama satu dekade terakhir itu.
Empat bom pertama meledak sekitar pukul 08.45 waktu lokal di empat lokasi berbeda, yakni Hotel Shangri-La di pusat Kota Kolombo, Hotel Kingsbury, Gereja St Anthony di Kochchikade, dan Gereja Katolik St. Sebastian di Negombo.
Berselang lima menit, bom lainnya menerjang Hotel The Cinnamon Grand. Sekitar pukul 09.05, ledakan keenam terjadi di Gereja Katolik Zion Roman di Batticaloa.
Bom ketujuh meledak di New Tropical Inn sekitar pukul 13.45 waktu lokal. Penginapan itu berdekatan dengan kebun binatang nasional Sri Lanka.
Ledakan terakhir menerjang sebuah rumah di Dematagoda, Kolombo, saat razia polisi berlangsung. Tiga aparat keamanan dilaporkan tewas dalam ledakan itu. (pto)