Lubuklingau, Sumselupdate.com – Aparat kepolisian dituntut transparan dan akuntabel dalam melakukan penyelidikan kasus penembakan oleh oknum aparat yang menewaskan dua orang di Lubuklinggau beberapa waktu lalu.
Serta berdasarkan penelusuran yang dilakukan Kontras, disebut bahwa ada sejumlah fakta-fakta berdasarkan hasil kronologis yang digali pihaknya.
Antara lain, informasi terkait peristiwa penembakan itu justru didapatkan pihak keluarga dari salah satu orang korban yang menyampaikan bahwa ia mengalami kecelakaan.
“Kita ingin mengatakan bahwa ada kesalahan yang dilakukan pihak kepolisian. Sebab tidak langsung memberikan informasi terkait kasus penembakan itu kepada pihak keluarga,” kata Divisi Pembelaan Hak Asasi Manusia Kontras, R Arif Nur Fikri.
Fakta lain yang ditemukan yakni proses penembakan dilakukan setelah mobil berhenti. Serta rentang waktu atau jeda antara tembakan peringatan sampai proses penembakan yang mengarah dan secara brutal.
“Kalau korban mengatakan, jedanya itu tidak terlalu lama. Padahal dalam peraturan No 1 tahun 2009 soal penggunaan senjata api, di poin itu, antara tembakan peringatan dengan penembakan itu harus ada jeda waktu,” paparnya.
Menurutnya, upaya yang dilakukan polisi harusnya tidak hanya membebankan kepada si pelaku tunggal. Tapi bagaimana isntitusi ini juga harus menggali informasi secara mendalam, apakah ada perintah terhadap si pelaku untuk melakukan penembakan.
“Jangan hanya mengorbankan kepada pelaku penembakan saja. Tapi pihak kepolisian juga harus menggali apakah ada perintah dari atasan si pelaku untuk melakukan penembakan,” tandasnya. (and)
Bantu Kami untuk Berkembang
Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!
