Palembang, Sumselupdate.com – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar konferensi daerah guna memilih kepengurusan baru periode 2024-2029 di Hotel Beston Palembang, Sabtu (28/12/2024).
Dalam konferensi tersebut, diwarnai demontrasi dari sekelompok organisasi di luar Hotel Beston Palembang, yang mengkritik jalannya konferensi.
Ditemui saat menggelar unjuk rasa, Heri yang merupakan koordinator aksi mengemukakan pelaksanaan konferda PGRI Sumsel, syarat dengan konspirasi (kongkalikong), tidak aspiratif dan demokratis.
“Untuk proses pemilihan Ketua PGRI Sumsel, kami duga sudah terkondisi dalam pemilihan ketuanya, ini jelas tidak demokratis, maka dari itu kami menyatakan sikap,” jelas Heri.
Dalam pernyataan sikapnya, Koalisi Penyelamat Pendidikan Provinsi Sumsel, meminta PB PGRI untuk langsung ke PGRI Provinsi Sumsel karena diduga banyaknya pelanggaran selama persiapan pemilihan ketua baru PGRI Sumsel.
Tuntutan kedua; meminta PB PGRI untuk segera mengkarateker atau mengambil alih persiapan serta pemilihan ketua PGRI Sumsel yang baru.
Ketiga; meminta PB PGRI untuk mengaudit seluruh pengeluaran keuangan PGRI Sumsel melalui kantor akuntan publik sebelum LPJ atas nama kepengurusan PGRI Sumsel berakhir karena keuangan PGRI Sumsel berasal dari iuran anggota.
Kemudian ke empat; meminta PB PGRI mengubah keputusan persyaratan khusus pendaftaran calon ketua dan pengurus karena tidak sesuai dengan AD/ART syarat pencalonan ketua dan pengurus PGRI Sumsel.
Kelima; Koalisi Penyelamat Pendidikan Provinsi Sumsel, meminta mencopot Ketua YPLP PGRI Provinsi Sumsel.
“Kami mempertanyakan Konferda PGRI yang dilaksanakan, yang kami nilai sudah dikondisikan oleh kepanitiaan Konferda dan PB PGRI, tidak aspiratif dan demokratis. Terakhir kami minta Kejati tangkap dan periksa harta kekayaan ketua PGRI Sumsel dan seluruh pengurusnya,” tutup Heri.
Sementara itu, Ketua PGRI Sumsel, Drs H Ahmad Zulinto, SPd, MM menegaskan proses pemilihan pengurus baru periode 2024-2029, berjalan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi.
“Konferensi ini merupakan agenda lima tahunan untuk memilih kepengurusan baru. Tahapan-tahapan sudah kita laksanakan dengan baik, termasuk laporan pertanggungjawaban yang diterima tanpa catatan oleh 17 kabupaten/kota. Ini membuktikan konferensi berjalan dengan benar dan transparan,” jelas Zulinto, saat diwawancarai wartawan.
Ahmad Zulinto juga membantah tudingan bahwa konferensi ini ‘abal-abal’ atau tidak sesuai prosedur, yang dilontarkan oleh pihak yang tidak memahami mekanisme organisasi.
“Pengurus Besar PGRI telah hadir dan mengawasi langsung jalannya konferensi. Semua berjalan baik dan sesuai aturan, proses pemilihan pun terbuka, independen, dan tidak ada pengondisian. kabupaten/kota bebas mengajukan satu, dua, atau lebih calon sesuai kebutuhan mereka,” ungkapnya.
Menurut Ahmad Zulinto, PGRI Sumsel menekankan pentingnya pengalaman organisasi, di mana kandidat harus memenuhi syarat, seperti pernah menjabat minimal dua tingkat di bawah posisi yang diincar serta memberikan kontribusi nyata bagi organisasi.
“Kami tidak mencari ‘lompat pagar’ atau orang yang tiba-tiba muncul tanpa kontribusi. Kami mencari kader terbaik yang mampu membantu menyelesaikan permasalahan guru, bukan hanya memberikan sumbangan materi, tetapi dukungan konkret bagi organisasi,” terangnya.
Masih kata Zulinto, aklamasi dalam pemilihan adalah hal yang wajar jika hanya ada satu calon yang diajukan oleh kabupaten/kota, dan tidak melanggar AD/ART PGRI.
Terkait demo dari sekelompok organisasi di luar Hotel Beston Palembang, yang mengkritik jalannya konferensi, Zulinto mengatakan guru yang mana yang mereka wakili.
“Di Palembang saja ada lebih dari 20.000 guru, sedangkan di Sumsel jumlahnya hampir 200.000, baik negeri maupun swasta. Tidak ada satu pun dari guru yang merasa terwakili oleh aksi mereka,” bebernya.
Diakui Zulinto, bahwa PGRI selama ini telah berjuang keras untuk kesejahteraan guru, mulai dari menyelesaikan persoalan kesejahteraan hingga membela hak-hak mereka.
“Guru-guru justru menyesalkan tindakan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab itu. Kami akan terus fokus pada perjuangan untuk para guru dan tidak terpengaruh oleh gangguan semacam ini,” pungkasnya.