Ketua MPR: Makna Natal Proses Transformasi Diri Menjadi Manusia Baru Secara Rohaniah

Kamis, 13 Januari 2022
Suasana Perayaan Natal Bersama MPR, DPR, dan DPD RI, di Komplek MPR RI, Jakarta, Rabu malam (12/1/22).

Jakarta, Sumselupdate. Com – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menekankan, hakikat paling fundamental dari makna Natal adalah simbolisasi dari proses transformasi diri menjadi manusia baru secara ruhaniah, yaitu pribadi yang lebih baik dalam segala aspek dan dimensi. Sekaligus menjadi pengingat bahwa muara dari praktik kehidupan keagamaan adalah cinta kasih yang menggerakkan persaudaraan.

“Jika kita renungkan sejenak, melihat dan menyimak lingkungan di sekitar kita dengan seksama, sesungguhnya Tuhan telah mengajarkan kita tentang cinta kasih yang tidak berbatas. Misalnya matahari yang tidak pernah pilih kasih menyinarkan cahayanya, udara yang tidak pernah bosan menghembuskan nafas kehidupan bagi setiap insan dan bumi tidak pernah lelah menopang kehidupan kita, dengan segala sumber daya yang dimilikinya,” ujar Bamsoet dalam Perayaan Natal Bersama MPR, DPR, dan DPD RI, di Komplek MPR RI, Jakarta, Rabu malam (12/1/22).

Turut hadir antara lain Ketua DPR RI Puan Maharani, Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, Wakil Ketua DPD Nono Sampono, Ketua Panitia Lamhot Sinaga serta sejumlah duta besar negara sahabat.

Ketua DPR RI ke-20 I ini menjelaskan, cinta dan kasih dari Tuhan Yang Maha Esa harus menjadi bahan bagi semua pemeluk agama merajut semangat persaudaraan dalam kebersamaan. Cinta kasih dan persaudaraan adalah ikatan senyawa yang saling menguatkan satu sama lain, yang akan menuntun setiap langkah menuju harmoni dan kedamaian.

Advertisements

“Setelah hampir 2 tahun diuji dan ditempa pandemi Covid-19, kita bersyukur bahwa soliditas dan solidaritas kebangsaan masih mampu mempersatukan kita dalam satu bahtera kebangsaan. Saat ini, seiring dengan perbaikan sektor kesehatan dan pemulihan kehidupan sosial ekonomi masyarakat, kita berharap Perayaan Natal hari ini menjadi momentum kebangkitan menyongsong masa depan lebih baik,” jelas Bamsoet.

Dikatakan, tahun 2021 baru saja dilalui dengan sedikit kelegaan. Berbagai langkah dan kebijakan mengendalikan pandemi Covid-19 yang telah menghantui berbagai aspek kehidupan selama hampir 2 tahun, telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Ditandai dengan persentase rasio angka kesembuhan yang terus meningkat hingga 96,5 persen, dan angka positivity rate yang relatif stabil di bawah 1 persen sejak awal Oktober 2021.

“Kondisi ini menyiratkan optimisme tahun 2022 menjadi momentum kebangkitan menata kembali kehidupan sosial dan menggeliatkan kembali pertumbuhan perekonomian. Namun kita harus menyadari, untuk memulihkan diri dari berbagai dampak pandemi tidak dapat dilakukan secara instan dan serta merta. Dibutuhkan komitmen kolektif dari segenap pemangku kepentingan, untuk membangun sinergi dan kolaborasi,” terang Bamsoet.

Dia menambahkan, pandemi telah mengajarkan kita untuk berpikir visioner, senantiasa siap dan sigap menghadapi segala kemungkinan, karena seiring dengan kemajuan peradaban dan modernitas zaman, bangsa Indonesia juga akan dihadapkan pada tantangan kebangsaan yang semakin kompleks, dinamis. Bahkan tidak terduga sama sekali.

“Oleh karena itu, saya mengajak segenap komponen bangsa untuk bersama-sama belajar dari pandemi, dan menapaki tahun 2022 dengan sikap optimis, tanpa melupakan untuk berpikir kritis,” papar Bamsoet. (duk)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.