Lahat, Sumselupdate.com – Hanya butuh waktu sekitar 60 hari, jembatan darurat pinjaman yang diusulkan Gubernur Sumsel H Herman Deru ke Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah V Palembang, resmi dioperasionalkan, Kamis (5/3/2020).

Dibangunnya jembatan darurat ini guna mengantisipasi putusnya Jembatan Mulak Ulu Kabupaten Lahat, beberapa waktu lalu.

Dengan rampungnya pembangunan jembatan darurat ini, membuat masyarakat lega, karena mereka tak lagi terisolir pasca-terjadi musibah putusnya Jembatan Mulak Ulu yang menghubungkan jalan lintas Kabupaten Lahat dengan Jalan lintas Muaraenim pada Minggu (29/12/2019) lalu.

Jembatan darurat atau bailey sendiri merupakan jembatan rangka baja yang umumnya digunakan sebagai jembatan darurat yang bersifat sementara.

Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang (PUBM-TR) Pemprov Sumsel, Darma Budhy mengatakan, jembatan bailey yang dibangun sifatnya masih darurat.

Adapun bentang jembatan yang dipinjam dari BBPJN Wilayah V Palembang memiliki panjang sekitar 30 meter.

“Jembatan ini dipinjam dari BBPJN Wilayah V Palembang dan ini gratis. Tapi kita tetap mengeluarkan biaya untuk jalan penunjang di sekitar jembatan sepanjang 230 meter,” ujar Darma Budhy.

Selanjutnya setelah dibangun jembatan bailey tersebut, menurut Budhy, tahun ini Pemprov Sumsel melalui Dinas PUBM-TR Sumsel menganggarkan dana sebesar Rp19 miliar untuk pembangunan jembatan permanen.

Agar konstruksinya lebih kuat dan tahan dari terjangan arus, konstruksinya akan dibuat dengan dua bentang jembatan yang masing-masing sepanjang 30 meter dan 50 meter.

***Proses pembangunan jembatan permanen pasca-putusnya Jembatan Mulak Ulu yang menghubungkan jalan lintas Kabupaten Lahat dengan Jalan lintas Muaraenim pada Minggu (29/12/2019) lalu.***

Sedangkan panjang total jembatan itu akan dibuat dua kali lipat panjangnya dari jembatan lama sepanjang 80 meter.

Saat ini menurut Budhy, proses tender jembatan itu tengah dilakukan dan ditargetkan dapat rampung paling lambat Mei mendatang.

Sehingga secepatnya bisa tanda tangan kontrak dan dilakukan pengerjaan dan ditargetkan pada bulan November nanti sudah selesai agar bisa dioperasionalkan akhir tahun.

Untuk sementara ini karena sifatnya darurat, jembatan bailey yang sudah dibangun masih belum bisa dilalui oleh kendaraan bertonase berat. Batas beban jembatan hanya mampu dilintasi kendaraan dengan berat maksimal lima ton.

“Makanya kami mengharapkan kerja sama dengan pemerintah daerah untuk menjaga jembatan dari kendaraan yang punya bobot di atas sepuluh ton. Soalnya kalau lebih dari khawatir konstruksi jembatannya akan rusak,” tambah Budhy.

Selain jembatan Mulak, beber Budhy Pemprov Sumsel juga telah menganggarkan dana untuk perbaikan dan penyelesaian pembangunan jembatan lainnya di Kabupaten Lahat. Di antaranya penyelesaian jembatan Air Lematang yang telah tertunda sejak 2014 lalu.

“Totalnya ada Rp41 miliar. Yakni di APBD Induk dianggarkan Rp20 miliar. Selanjutnya di APBD Perubahan ditambah lagi sebesar Rp21 miliar,” kata Budhy.

Soal kabar gembira ini juga dibenarkan Wakil Bupati Lahat, H Haryanto. Menurutnya masyarakat sangat menantikan penyelesaian pembangunan jembatan darurat tersebut. Karena membantu mempermudah akses distribusi hasil panen buah mereka salah satunya durian.

Maka dari itu, dia mewakili masyarakat setempat merasa sangat berterima kasih dengan respon cepat yang sudah dilakukan Gubernur Sumsel H Herman Deru. Sehingga pembangunan jembatan darurat ini tidak membutuhkan waktu yang lama. (rel)