Efek Ekonomi Teror Bom Sarinah

Jumat, 15 Januari 2016

Jakarta, sumselupdate.com — Insiden teror penembakan dan peledakan bom di kawasan Sarinah Jakarta kemarin (14/1/2016), tidak terlalu berpengaruh terhadap pasar modal. Kalaupun ada, para analis memperkirakan hanya berakibat sementara.

Sebagaimana dilaporkan oleh bisnis.com, Indeks harga saham gabungan (IHSG) kemarin, dibuka terpuruk 0,98% ke level 4.492,78 lantaran bursa saham Amerika Serikat ambrol. Hingga pukul 10.40 WIB, IHSG terus menguat hingga 0,72% dari pembukaan perdagangan.

Tiba-tiba, sekitar pukul 10.41 WIB, setelah kejadian aksi ledakan di kawasan Jalan M.H. Thamrin Jakarta Pusat, IHSG longsor. Investor tampak panik dan membuat IHSG meluncur 1,36% ke level 4.457,65.

Hingga penutupan perdagangan sesi I kemarin, IHSG melorot tajam 1,72% sebesar 77,86 poin ke level 4.459,32. Namun, sesi II perdagangan hingga penutupan IHSG terus dilecut sentimen positif.

Advertisements

Tepat pukul 14.00 WIB, Bank Indonesia merilis hasil rapat dewan gubernur (RDG). Bank sentral memastikan penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 7,25%.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan RDG pada 13-14 Januari 2016 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 7,25%, dengan suku bunga Deposit Facility 5,25% dan Lending Facility pada level 7,75%.

“Keputusan ini sejalan dengan pernyataan BI sebelumnya bahwa ruang pelonggaran kebijakan moneter semakin terbuka dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, serta mempertimbangkan pula dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global pascakenaikan Fed-Fund Rate (FFR),” ungkapnya, Kamis (14/1/2016).

Penurunan IHSG pasca insiden ledakan dinilai sebuah reaksi yang wajar. Bahkan, saat terjadi serangan teroris beberapa tahun silam, IHSG justru ditutup pada zona hijau.

Catatan jual bersih yang dibukukan investor asing pada hari ini dinilai sebagai perilaku yang normal. Seringkali, katanya, investor asing berinvestasi di pasar modal tanpa mendalami Indonesia lebih jauh.

Meski kemarin IHSG ditutup melemah, sambungnya, pelaku pasar bakal melanjutkan perhatian terhadap efek lanjutan aksi teror bom. Perdagangan hari ini, IHSG bakal sedikit terkoreksi lantaran masih memantau efek lanjutan insiden ledakan.

Namun demikian, katanya, apabila tidak muncul aksi jual saham secara besar-besaran, dipastikan akan terjadi rebound di awal pekan depan. IHSG diperkirakan bakal bergerak pada level support 4.420 dan resistance 4.620.

Adapun, kurs rupiah diperkirakan bakal berada pada level Rp13.800 per dolar AS hingga Rp13.600 per dolar AS. Volatilitas kurs rupiah terbilang masih flat selama sepekan yang terus bergerak di bawah Rp14.000 per dolar AS.

Pada perdagangan di pasar spot kemarin, nilai tukar rupiah sempat terdepresiasi cukup dalam hingga 1,10% ke level Rp13.981 per dolar AS pasca ledakan. Tetapi, depresiasi rupiah menipis 0,52% atau 72 poin ke level Rp13.907 per dolar AS pada penutupan perdagangan seiring dengan rilis suku bunga acuan BI.

Sumber : Bisnis.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.