Cegah Penularan Virus Corona, Ormas Islam di OKU Bagikan Masker dan Oksigen Kepada Masyarakat

Selasa, 4 Februari 2020
Ormas Islam di Kota Baturaja, OKU, Sumsel membagikan masker kepada masyarakat yang ikut Car Free Day di Taman Kota Baturaja, Senin (3/2/2020).

Baturaja, Sumselupdate.com – Wabah virus corona yang terjadi Kota Wuhan, China mendapat perhatian seluruh dunia, tak terkecuali di Kota Baturaja, Kabupaten OKU, Sumatera Selatan.

Untuk mengantisipasi menyebarnya virus corona sejumlah ormas Islam di Kota Baturaja membagikan masker kepada masyarakat, Senin (3/2/2020).

Kegiatan sosial yang dilaksanakan saat Car Free Day di Taman Kota Baturaja itu dilaksanakan oleh beberapa ormas Islam seperti Forum Umat Islam (FUI), GNPF Ulama, Bang Japar, Alumni 212, dan Mujahidah.

Pantauan di lapangan, tampak puluhan ibu-ibu membagikan masker kepada masyarakat di Taman Kota Baturaja.

Advertisements

“Hari ini kita membagikan kurang lebih 5.000 masker dan juga oksigen,” terang H Ali Khan Ibrahim, Ketua FUI OKU saat dijumpai pada saat kegiatan pembagian masker itu.

Menurut Haji Ali Khan Ibrahimm pembagian masker dan oksigen tersebut dilaksanakan untuk mengantisipasi kemungkinan penyebaran virus corona di Kabupaten OKU.

“Terima kasih kepada para donatur yang telah menyumbangkan masker dan oksigen, khususnya kawan-kawan di Jakarta, kawan-kawan dari Muhammadiyah,” sambung H Ali Khan.

Selain 5.000 masker, H Ali Khan menuturkan bahwa pihaknya juga membagikan oksigen yang diperuntukkan bagi masyarakat yang mengalami gangguan pernapasan.

“Untuk oksigen ini, nantinya akan kita sumbangkan ke rumah sakit, karena sepertinya lebih tepat disalurkan di sana agar bisa membantu pasien yang mengalami gangguan pernapasan,” tambahnya.

Terkait penyebaran virus corona, Ali Khan mengimbau masyarakat Indonesa pada umumnya dan Kabupaten OKU khusunya untuk selalu menjaga diri dari memakan makanan atau minuman yang dilarang oleh syariat Islam.

“Mari sama-sama kita jaga apa yang kita konsumsi, kita tinggalkan apa-apa yang dilarang syariat untuk dimakan, karena pasti ada hikmah di balik larangan itu,” pungkasnya. (arm)

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.