Bupati OKI Usulkan Guru Honorer Diangkat Jadi PPPK

Selasa, 9 Agustus 2022
Kepala Dinas Pendidikan OKI, Muhammad Amin, SPd, MM, MPd.

Laporan : Syakbanudin

Kayuagung, Sumselupdate.com – Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Iskandar, SE, layak mendapatkan apresiasi dari masyarakat OKI, khususnya mereka yang berprofesi sebagai guru. Pasalnya, di saat isu tenaga honorer akan dihapuskan pada tahun depan, 2023.

Bupati OKI, Iskandar, SE, justru mengusulkan tenaga honorer khususnya untuk guru diangkat menjadi guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi antar Kementerian di Jakarta, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Keuangan, Kementerian Menpan RB dan Kementerian SDM, beberapa waktu yang lalu.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pendidikan OKI, Muhammad Amin, SPd, MM, MPd saat berbincang dengan wartawan sumselupdate.com, di ruang kerjanya, Senin (8/8/2022).

M Amin menjelaskan diusulkan tenaga honorer guru diangkat menjadi PPPK, merupakan salah satu kebijakan Bupati OKI, Iskandar SE. Sebab memang untuk kebijakan tenaga honorer ini di setiap daerah berbeda-beda.

“Kita tentu sangat berterima kasih sebagai pembina pendidikan di sekolah, begitupun dengan semua pihak. Sebab Bapak OKI, Iskandar SE telah berani memperjuangkan dan mengusulkannya sampai pada tahun 2024, artinya ketika ada penghapusan tenaga honorer maka tidak ada masalah. Sebab tidak ada yang dihapus justru mengusulkan dan diperjuangkan diangkat. Dan Bapak Bupati OKI, telah mengusulkan sesuai jumlah kuota guru yang honorer yang ada di OKI,” ujar M Amin.

Dikatakannya, dari kuota yang diusulkan tersebut, soal kebutuhan guru di OKI, akan terpenuhi oleh pengangkatan guru PPPK, yang akan direncanakan untuk mengisi formasi yang sudah disetujui pada koordinasi antar Kementerian tersebut. Di mana sebanyak 2 ribu guru, mulai tahun ini sampai dengan tahun 2024, di setiap jenjang baik SD maupun SMP.

M Amin menjelaskan, 2 ribu guru ini saat ini sebagian besar mereka yang honor di sekolah-sekolah. Dan para guru tenaga honorer ini nantinya akan diklasifikasikan menjadi empat prioritas atau empat kategori penilaian.

Untuk penilaian pertama atau P1, guru yang sudah lulus passing grade tahun 2021 yang lalu terdata di Dapodik, dan memiliki kuota di sekolah induk, artinya tempat sekolah dia mendaftar, ini maka akan secara otomatis diangkat, tinggal menunggu petunjuk teknis saja.

“Guru tersebut merupakan guru yang seangkatan yang berjumlah 861 yang diangkat beberapa waktu yang lalu. Para guru yang lulus passing grade ini berjumlah sebanyak 203 orang. Sementara sisanya 1800 lagi akan dinilai dari penilaian P2.

Mereka lulus passing grade, terdata di Dapodik tetapi tidak memiliki kuota di sekolah induk. Mereka akan mengisi di sekolah-sekolah yang kosong terdekat dengan penempatan secara sistem,” paparnya.

Lebih lanjut dikatakannya, untuk penilaian P3, mereka yang sudah honor, terdata di Dapodik lebih dari tiga tahun, dan akan dinilai secara portpolio, dan dinilai bersama baik oleh sekolah dalam hal ini kepala sekolah dan guru rekan kerjanya, pengawas sekolah, maupun Dinas Pendidikan tingkat kabupaten maupun BKD.

“Kita juga sedang menunggu petunjuk teknisnya. Nah, kemudian penilaian prioritas ke empat adalah mereka (guru) yang honor kurang dari tiga tahun. Dan ini juga kita menunggu petunjuk lebih lanjut karena memang masih jauh untuk tingkat pengabdiannya. Namun, jika kita prediksi, setelah diangkat semua, maka kuota 2 ribu guru ini terpenuhi,” ungkapnya.

M Amin juga mengimbau kepada guru honorer agar mereka bersabar sampai mereka diangkat.

“Percayalah pemerintah dalam hal ini Bupati OKI, Iskandar, SE, sangat konsen dan memiliki perhatian khusus dengan teman-teman guru di lapangan. Alhamdulilah, OKI selain mengutamakan SDM khususnya guru, OKI juga merupakan kabupaten terdepan dalam pelaksanaan sekolah penggerak. Dan pada tahun ini, sudah memasuki tahun ketiga pelaksanaan sekolah penggerak. Di mana, sekolah yang mendapatkan pendamping langsung dari pusat, sehingga laju pergerakan sekolah di daerah luar biasa. Sebab tak hanya guru, siswa dan kepala sekolah yang sangat bersemangat dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka,” tukasnya. (**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.