Sungai Air Keruh di Empat Lawang Meluap, Ratusan Hektar Sawah Terendam Banjir  

Sabtu, 23 Oktober 2021
Areal persawahan rusak usai dihantam banjir akibat air Sungai Keruh Kecamatan Pasemah Air Keruh (Paiker), Kabupaten Empat Lawang meluap, Sabtu (23/10/2021).

Laporan: Mutaqim Alparisi

Tebingtinggi, Sumselupdate.com – Bencana banjir bandang akibat luapan Sungai Air Keruh, Kecamatan Pasemah Air Keruh (Paiker), Kabupaten Empat Lawang merusak area persawahan warga.

Banyak sawah gagal tanam dan petani terpaksa memulai dari awal untuk menanam padi.

Wilayah Paiker merupakan area persawahan dan daerah rawan banjir.

Camat Paiker, Noperman Subhi, saat dikonfirmasi mengatakan, kondisi Sungai Air Keruh saat ini sudah mulai surut.

Namun akibat banjir pada Jumat (22/10/2021) sore hingga malam kemarin, menyebabkan kerusakan area persawahan dan merendam sejumlah rumah warga.

“Dampak banjir ini sudah kami laporkan ke Pemkab Empat Lawang sehingga bisa diberi bantuan ataupun upaya sehingga tidak terjadi banjir lagi,” imbuhnya.

Salah satu petani, Ali, mengatakan, peristiwa banjir terjadi pada Jumat sekitar pukul 16.00 WIB.

Saat itu kondisi sedang hujan deras dan sungai tiba-tiba meluap. “Sawah saya cukup banyak yang rusak akibat banjir,” katanya.

Dirinya berharap pemerintah bisa membuat bendungan atau mengalihkan aliran sungai sehingga jika sungai meluap, airnya tidak masuk ke area persawahan warga.

“Sekarang ini memang sedang musim tanam, sehingga padi banyak yang rusak dan kami terpaksa mulai dari awal lagi,” katanya.

Kepala BPBD Kabupaten Empat Lawang, Syahrial Podril menambahkan, petugas BPBD sudah meninjau lokasi banjir dan mendata kerusakan.

“Diimbau kepada warga di bagian ulu jangan tebang pohon sembarangan sehingga tidak banjir atau bisa kembali menanam pohon-pohon seperti durian, kemiri dan pohon keras lainnya sehingga area perbukitan tidak gundul,” imbuhnya.

Sama halnya yang dikatakan Wakil Ketua II DPRD Empat Lawang, Windera Safri.

Menurut dia, wilayah ulu Paiker harus dilakukan penghijauan kembali. Sebab area tersebut sudah menjadi perkebunan kopi milik warga.

“Tidak apa-apa sudah dibuka untuk perkebunan kopi. Tapi juga ditanami pohon-pohon keras seperti durian, kemiri, dan pohon lainnya,” tukasnya. (**)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.