Karya Dian Chandra
LALU LINTAS DI LINTAS WAKTU
Aku memacari nasib dan menikahi takdir
yang lalu berbulan madu di jalan-jalan melihat-lihat:
Orang-orang berswafoto di pinggir jalan;
Anak kecil berwajah sedih yang berjongkok di badan jalan;
Nenek mengasuh anak anaknya: menyuapinya harapan
agar tak serupa anak perempuannya yang pilu selalu;
warung-warung bakso yang sesak
dijejali semaunya keinginan: lapar, rakus, rakus, pamer, dendam, dendam, dan liur yang menetes-netes
sebab ingin
sebab terpesona
sebab menggemari dengan banyak-banyak kuah cabai;
pohon jambu air yang dikelilingi penikmat-penikmat musiman;
pertengkaran dua pengemudi
yang berebut lalu;
ibu yang menjunjung nampan di kepalanya
menjual butir-butir lelah
yang mengkristal di balik ketiak
pelipis dan kehidupan;
dan keramaian lalu lalang penghuni jalan
yang mengacaukan pandang
yang menyerupai kebisingan di rumah lebah
lekas kugenggam takdir
meminta basabasi kehidupan
di lintas waktu:
aku yang paling berbahagia
LINGGA DI MATA DAN YONI YANG SAKAW
lelaki melagukan keperawanan
menjelang mula kehidupan
sang perempuan pilihan
menggila dengan tarian tanda tanya
membawa perempuan untuk lekas-lekas mendewasa
dengan keutuhan darahnya
yang betul-betul milik lelakinya
hingga terucap, “bukalah, bukalah pintunya.”
dengan kepasrahan yang paling wanita
sedang candi sukuh membuka lebar-lebar gapura pertama
hampir-hampir mendekap gunung lawu
yang lantainya merangkai lingga dan yoni
hingga terlalu merengkuh rahim
diiringi perempuan yang mendadak paling prihatin
saat-saat tak ingin meloncati lantai
yang mendadak mengoyak kesabaran
TENTANG AKU
aku adalah puisi
tempat bersandar segala diksi
yang dikumpulkan dari mulut anak-anakku
dan laku suamiku
aku adalah tangan-tangan Tuhan
yang menghapus dosa dan maha pengampun
meski jari jemari hendak mengutuk