PALI, sumselupdate.com – Ratusan sopir angkutan batubara (angbara) yang melintasi jalan menuju Dermaga PT Energate Prima Indonesia (EPI) Desa Prambatan Kecamatan Abab Kabupaten PALI mulai diresahkan adanya penyetopan mobil para sopir ketika melintas.
Penyetopan mobil tersebut dilakukan oleh oknum yang mengaku dari PT Bukit Siguntang Lestari (BSL).
Informasi yang berhasil dihimpun, penyetopan dilakukan dikarenakan para sopir tidak membawa surat izin jalan dari PT BSL. Sehingga, bagi yang tidak membawa surat itu para sopir disuruh berhenti dan tak jarang ada pula sopir yang putar balik karena tidak boleh lewat.
IN (29) salah satu sopir angbara yang dijumpai di lapangan tepatnya di simpang LLAJ Desa Prambatan mengaku bahwa dirinya sudah dua hari dua malam berada di jalan. Karena, diakuinya kemarin (Selasa, 22/5) malam mobil dirinya dan ratusan mobil angbara yang lain tidak bisa bongkar muatan di dermaga PT EPI karena dihadang oknum PT BSL.
“Baru besok (Rabu, 23/5) paginyo aku bongkar muatan di sano (dermaga PT EPI, red). Tapi setelah itu, aku idak disuruh muat lagi Pak,” ungkapnya.
Akibatnya, dirinya kini hanya mengantongi uang Rp 1.000,00 lantaran sudah habis selama dia berada di jalan dan makan di warung tempat dirinya kini berada. “Habis duit Pak, lah dua hari dua malam idak balik. Mano lagi nak dapet pemasukan aku ne,” ungkap bapak anak satu ini.
Tidak hanya IN, SD (27) salah satu sopir angbara asal Kabupaten Muara Enim pun terpaksa harus menunda dirinya pulang cepat ke rumah, karena ketika hendak dibongkar muatan mobilnya tiba-tiba di simpang LLAJ Desa Prambatan distop oleh orang yang sama dengan kasus yang sama juga.
“Tadi kami disuruh putar balik, karena kami tidak bawa surat dari PT BSL. Kami disuruh menghubungi pihak transportir dan biar pihak transportir yang komunikasi dengan mereka,” ungkapnya, Rabu (23/5) malam.
Dirinya kini hanya bisa pasrah dengan kondisi seperti itu. “Nak cak mano lagi pak, kami cuma nurut bae. Cuma sekarang biaya operasional kami jadi bertambah karena terhadang mau bongkar muatan. Sementara anak bini kami nunggu di rumah. Kalu cak ini terus, nak bawa apolagi untuk anak bini aku di rumah,” keluhnya.
Sementara itu, sampai berita ini diturunkan belum ada pernyataan resmi dari pihak transportir maupun PT BSL. (adj)