Pramuka, Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Sebagai Pelatihan Dasar Membentuk Karakter Cinta Bangsa

Penulis: - Minggu, 28 April 2024
Ilustrasi: Pramuka, Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Sebagai Pelatihan Dasar Membentuk Karakter Cinta Bangsa
Ilustrasi: Pramuka, Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Sebagai Pelatihan Dasar Membentuk Karakter Cinta Bangsa

Jakarta, Sumselupdate.com – Berita sangat mengejutkan dari menteri pendidikan Nadiem Makarim , melalui Permendikbudristek nomor 12 tahun 2024 yang telah menghapuskan kegiatan Pramuka dari kegiatan wajib ekstrakurikuler di pendidikan dasar dan menengah.

Pramuka sendiri sudah berdiri di Indonesia pada 14 Agustus 1961 yang secara resmi gerakan Pramuka (singkatan dari Praja Muda Karana) diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia setelah merdeka melalui Kepres nomor 448 tahun 1961 oleh presiden Soekarno dengan melantik saat itu Majelis Pimpinan Nasional, kwartir Nasional dan Kwartir Nasional Harian.

Bacaan Lainnya

Sejarah Pramuka sendiri di Indonesia dimulai sejak 1912. Cikal bakal Pramuka Indonesia adalah didirikannya Organisasi Nederlandsche Padvinders Oraginsatie (NPO) yang kemudian diganti menjadi Neferlands Indische Padvinders Vereeniging ( NIPV ) .

Sejarah Pramuka Dunia didirikan Robert Baden Powell seorang Letnan Jendral Inggri tanggal 25 Juli 1907 yang menaruh perhatian pada alam dan hutan lingkungan untuk melakukan perkemahan di alam, sebagai kegiatan cinta akan alam dan lingkungan, sebagai warisan Tuhan yang harus dijaga dan dilestarikan yang merupakan cikal bakal dan pendidikan dasar dari pecinta Alam .

Oleh H Agus Salim salah satu pendiri Bangsa, istilah Padvinders yang merupakan istilah Belanda jaman penjajahan kolonial diubah menjadi Pandu atau Kepanduan untuk organisasi kepramukaan di Indonesia. Lambang dari Pramuka di Indonesia yang dipilih adalah tunas kelapa hal ini melambangkan setiap anggauta Pramuka merupakan Tunas Bangsa Indonesia.

Sebagai Tunas Bangsa kita harus bisa mencintai bangsanya, harus bisa mengharumkan nama bangsanya dan tunas kelapa diharapkan bisa bertahan lama dalam kondisi apapun yang nanti bisa menjulang tinggi sebagai nyiur melambai.

Di dalam Pramuka diajarkan 10 dasa Dharma Pramuka yang harus dijalankan yang diyakini bisa memberikan pencerahan sebagai manusia berakhlak mulia. Termasuk Bersumpah pada Tri Satya Pramuka yang berbunyi demi kehormatanku, aku berjanji akan sungguh sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila, menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat dengan menepati Dasa Darma.

Dasa Darma sendiri dalam Pramuka berisi : Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa, Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia, patriot yang sopan dan kesatria, Patuh dan suka musyawarah, Rela menolong dan tabah, Rajin terampil dan gembira, hemat cermat dan bersahaja, disiplin berani dan setia.

Bahwa isi Dasar Darma Pramuka merupakan point membentuk karakter anak bangsa sejak dini sebagai dasar dasar kepemimpinan yang bertujuan membentuk manusia unggul dan berkarakter Keindonesiaan yang cinta tanah air dan sesama serta bertakwa pada Tuhan, dan mengamalkan Pancasila.

Dengan tidak lagi mewajibkan kegiatan Pramuka sebagai kegiatan wajib ektra kulikuler pada pendidikan dasar dan menengah maka sama saja telah memotong dan menghilangkan pendidikan dasar tentang membentuk karakter bangsa bagi anak bangsa.

Hal ini menunjukan pada masa reformasi segalanya akan dibuat berdasarkan pola pendidikan modern ala barat yang lebih berfokus pada kecerdasan tapi miskin akan akhlak dan cinta terhadap bangsa.

Ini merupakan langkah mundur mendidik generasi muda bangsa menyangkut pendidikan Pancasila sebagai dasar negara dan filosofi bangsa, serta pandangan hidup yang menjadikan bangsa ini ke depan sebagai bangsa individualisme yang hanya mengejar kualitas tanpa memikirkan lingkungan hidup, Tata Krama sebagai orang timur, unggah ungguh dan toleransi antar sesama yang mana kita akan kehilangan arah sebagai bangsa beradab.

Ini harus dipikirkan bersama dimana saat ini dari kaum pendidik di perguruan tinggi maupun kaum agamawan, budayawan telah gagal membentuk karakter bangsa dimana korupsi sudah merupakan kejadian masif dan terstruktur yang menggerogoti sendi sendi bangsa. Generasi muda tidak lagi mengenal sejarah leluhurnya, bangsa nya dan mirisnya sudah kehilangan karakter sebagai bangsa timur yang tinggal menunggu kehancuran.

Kalau hal ini dibiarkan terus menerus justru berkiblat pada pendidikan modern barat. Doktrin cinta bangsa dan tanah air harus ditanamkan sejak dini kepada generasi muda secara dogmatis dan empiris termasuk menanamkan nilai nilai luhur atas karakter bangsa ini. Sebagai bangsa yang berbudaya dan berketuhanan walau bukan negara agama, tapi negara yang dibentuk untuk menghargai sesama umat beragama sebagai satu kesatuan .

 

Penulis

Agus Widjajanto

Pemerhati Sosbud dan Sejarah Bangsa

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.