Megawati Kasihani Jokowi, Kenapa?

Minggu, 19 Maret 2023
Foto: Megawati Soekarnoputri di acara peringatan 9 Tahun UU Desa di GBK Senayan, Jakarta, Minggu (19/3/2023). (Wildan/detikcom)Baca artikel detiknews, "Megawati Kasihani Jokowi: Badannya Makin Kering, Pusing Urusin Negoro" selengkapnya https://news.detik.com/pemilu/d-6627246/megawati-kasihani-jokowi-badannya-makin-kering-pusing-urusin-negoro.Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Jakarta, Sumselupdate.com – Ketua Dewan Pengarah BPIP sekaligus Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri berbicara soal kondisi negara di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.

Megawati menilai Jokowi tengah bekerja keras mengurusi negara hingga badannya bertambah kurus.

Hal ini disampaikan Megawati dalam acara peringatan 9 Tahun UU Desa di GBK Senayan, Jakarta, Minggu (19/3/2023).

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan hingga Mendagri Tito Karnavian turut hadir dalam acara itu.

Advertisements

“Kalian itu boleh meminta karena ini negara bangsa ini milik kalian tetapi juga harus mikir seberapa jauh sih negara kita ini yang namanya dari sisi keuangannya,” kata Megawati dalam acara itu seperti dikutip detikcom.

Megawati menyinggung antusiasme rakyat yang kerap menyerukan nama Jokowi. Megawati mengaku hanya bisa tertawa ketika melihat hal itu.

Namun, Megawati meminta rakyat mengasihani Jokowi sebagai pemimpin negara saat ini. Menurut dia, Jokowi tengah fokus mengurusi negara hingga postur badannya tampak tambah kurus.

“Presiden kita itu, tadi kan itu, ‘Pak Jokowi!’ kan itu. Banyak kan, saya lihat. ‘Oh Pak Jokowi itu surveinya tinggi’. Saya cuma ketawa aja kalau udah ngelihat itu. Boleh, idola itu namanya,” kata Megawati.

“Permasalahannya juga, kasihanin dong, badannya kan makin kering ya. Makin kurus, lho. Karena ininya pusing lho. Urusin negoro. Negoro ini susah lho diurus,” kata Megawati.

Megawati menambahkan, kalimatnya itu tak bermaksud bernada provokasi. Dia menegaskan, para kepala desa yang hadir di lokasi acara itu mesti guyub di desanya masing-masing.

“Jangan satu, ya, terprovokasi. Ini Ibu bilang banget. Provokasi sama provokator itu beda. Kebayang nggak, jadi guyub di desa masing-masing,” katanya. (dtc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.