Palembang, Sumselupdate.com – Dewan Kesenian Palembang (DKP) melalui komite tari dalam acara Sepekan Seni menampilkan beberapa tari khas Palembang dan pelatihan singkat sebagai pembuka pada acara tersebut.
Ketua Komite Tari DKP, Salwa Pratiwi berpendapat, untuk acara Komite Tari pada Sepekan Seni kali ini, mengundang salah satu koreografer muda. Berbeda dengan sebelumnya, senantiasa menampilkan koreografer senior.
“Ini akan menjadi inspirasi ke depannya untuk teman-teman. Supaya bisa menciptakan sebuah karya, untuk berkembang menjadi tradisi yang baru,” ujarnya.
Ewa sapaan akrabnya menyebutkan, salah satu tari yang diangkat dalam acara Sepekan Seni 2021 yaitu Tari Rodat. Serta, juga dilakukan pelatihan gerakan dari penggagas Tari Rodat. Dan diikuti oleh beberapa perwakilan sanggar.
Menurutnya, eksistensi tari tradisional sekarang yang bersaing dengan dance modern, bukanlah permasalahan. Tetapi yang harus diingat adalah untuk tidak melupakan tari tradisional.
“Tari tradisional merupakan peninggalan leluhur. Jadi jangan sampai kita tinggalkan,” ucap Ewa.
Selain itu Komite Tari DKP, bakal mengadakan program kerja seperti memperingati hari tari sedunia. Serta menciptakan karya-karya yang baru, seperti tari songket.
Komite Tari juga akan mengangkat tari tradisi dan menggali seni-seni tradisi, yang saat ini jarang dilihat oleh masyarakat. Sehingga, ke depannya budaya Palembang tetap bisa dilihat dari masa ke masa.
“Kita akan mengajak mahasiswa dan pelajar lainnya untuk menggeliatkan seni tari,” tutup Ewa.
Di tempat yang sama Budayawan Febri Al Intani yang hadir sebagai pembicara dalam acara itu mengatakan ada tiga pengaruh yang melekat pada tari tradisional Sumsel.
“Bahwa tari tradisional di Sumsel ada tiga pengaruh, pengaruh tari yang berdasar legenda, animisme, kepercayaan. Zapin itu berasal dari Yaman, artinya pergerakan cepat sedangkan Rodat itu berasal dari dua kata hadrat dan irodat,” jelas Pebri. (rel)