Jakarta, sumselupdate.com – Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan Dr Emrus Sihombing mengatakan, Menteri BUMN Erick Thohir memiliki kedekatan dengan Nahdlatul Ulama (NU). Kedekatan tersebut dapat dilihat saat Erick dipercaya mendapat tugas sebagai ketua panitia Harlah NU ke-100 tahun.
Menurut Emrus, bukan hanya menjadi anggota kehormatan Barisan Ansor Serbaguna (Banser), tetapi karena sejumlah program yang dekat dengan pondok pesantren dan santri. Selain itu, antara Erick dan NU ada kesamaan nafas nilai dan perjuangan yang sama yaitu mengedepankan akhlak, pluralitas dan menjaga NKRI.
“Saya melihat ada kesamaan atau homofili (Erick dan NU) oleh karena itulah saya melihat terbuka lebar bahwa Erick Thohir akan didukung. Karena NU kan gak bisa berpolitik praktis tetapi akan mendukung sosok-sosok calon Presiden yang berakhlak, salah satu yang berakhlak menurut saya Erick Thohir,” ujar Emrus di Jakarta, Kamis (26/5/2022).
Emrus yang juga Ketua Bidang Komunikasi dan Publikasi DPP Santri Tani NU itu mengatakan, NU memiliki kepentingan menjaga bangsa dan negara termasuk mendukung pemimpin yang baik ke depan, namun tetap tidak terlibat politik praktis.
“Jadi antara Erick dan NU saya sebut sebagai kepentingan bangsa dan negara, bukan politik pragmatis, karena organsiasi apapun di Republik ini, agama manapun di Republik ini harus menaruh perhatian terhadap kebangsaan kita, termasuk siapa memimpn bangsa kita ke depan,” ulas Emrus.
Dikatakan, sosok Erick Thohir yang juga ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu termasuk salah satu tokoh yang mempu dalam tanda kutip mengibarkan bendeara Bhineka Tunggal Ika, bendera kebersamaan, bendera pluralitas serta bendera kesatuan.
“Saya belum melihat perilaku Erick Thohir yang eksklusif dia adalah sosok inklusif. Jadi saya pikir bisa kita terima dari relasi positif antara Erick dan NU dan tidak menutup kemungkinan dan terbuka lebar bahwa Erick Thohir sebagai kandidat salah satu presiden yang boleh jadi didukung NU,” tuturnya.
Meski NU tidak boleh berpolitik praktis, namun lanjut Emrus, NU akan melakukan suatu kajian analisis untuk mendukung putra terbaik memimpin bangsa dan negara ke depan.
“Karena NU tidak boleh politik praktis tetapi bisa dong memberikan suatu pandangan, penilaian yang terbaik untuk bangsa baik dalam kontek memimpin bangsa ke depan dan saya melihat, Erick Thohir adalah sosok yang bisa representasi dari kebersamaan, karena NU selalu mengedepankan kebersamaan,” ucapnya.
Sebelumya sejumlah kegiatan atau program Erick Thohir lekat dengan NU salahsatunya ia berkomitmen menjadikan pondok pesantren (ponpes) sebagai mercusuar peradaban dan sebagai salah satu motor penggerak ekonomi umat.
“Kita dapat bersolidaritas membangun tanah air tercinta dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat, baik secara sosial maupun ekonomi. Terutama menghadapi tantangan menuju Indonesia Emas 2045,” kata Erick.
Erick menilai, persatuan bangsa harus menjadi napas untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Untuk mewujudkan cita-cita itu, Erick telah merancang sejumlah program di BUMN yang dapat dioptimalkan, khususnya oleh kalangan pesantren agar memiliki kemandirian ekonomi.
Pertama, Program BUMNU (Badan Usaha Milik Nahdlatul Ulama) yang dimulai dari pendirian 250 BUMNU baru tahun ini. Erick berharap BUMNU yang didampingi BUMN dapat menjadi faktor pendorong perekonomian umat berbasis pesantren. BUMNU adalah program kolaborasi antara BUMN dan unit usaha di bawah NU, yang diluncurkan akhir Februari 2022, saat peringatan hari lahir NU ke-99.
Kedua, Program Santripreneur dan Santri Magang di BUMN yang diharapkan dapat memberdayakan para santri dalam pengembangan ekosistem bisnis dan ekonomi syariah melalui perspektif ilmu fiqih yang dikuasai.
“Kemudian ada Program Makmur, yang dapat membina dan membantu petani maupun kalangan pesantren dalam pengembangan agribisnis. Dalam program ini petani mendapatkan pendampingan, akses pembiayaan dan hasilnya juga dibeli oleh BUMN,” tegas Erick.
Terakhir, lanjut Erick, BUMN memiliki program vokasi melalui tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) di 15 pesantren sebagai percontohan. Selain itu, ada juga program beasiswa pendidikan S2 yang dapat diikuti guru dan pengajar di pesantren.
Erick menyebut optimalisasi program tersebut akan berhasil jika masyarakatnya kompak dan harmonis dan tidak mudah terpecah belah oleh sentimen yang provokatif.
“Keharmonisan dan persatuan warga harus dijaga karena itu adalah fondasi bangsa Indonesia untuk menjadi negara maju. Orang tua saya mengajarkan pentingnya karakter sejak kecil karena kepandaian tanpa karakter akan menjadi kejahatan, kekayaan tanpa karakter akan menjadi kerakusan. Maka dari itu, dalam kepemimpinan saya, saya sangat menjunjung nilai-nilai akhlak,” paparnya. (duk)