Digital Literacy Pemanfaatan Big Data Menuju Indonesia Emas 2045

Sabtu, 19 Juni 2021

Oleh: Ilham Mardiantoro

Mahasiswa Administrasi Publik, Fisip, Universitas Sriwijaya

INDONESIA atau seluruh negara dunia meyakini bahwa pemuda dapat melakukan perubahan atas nasib bangsa. Tak ayal karena memang pemuda merupakan estafet kepemimpinan ke depan. Termasuk mahasiswa sebagai golongan pemuda yang akademis dituntut menjadi agent of change pada negaranya.

Arus globalisasi yang sangat kuat dan kencang serta penuh keterkaitan dengan teknologi informasi menuntut mahasiswa dapat dan mampu menggunakan secara sebaik-baiknya alat tersebut.

Advertisements

Terlebih pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala hal baik itu pada aspek sosial, politik, ekonomi, pembangunan infrastruktur dll, tidak dapat lepas pada ruang teknologi informasi seperti pada ruang media sosial.

Khususnya di Indonesia, dari laporan “Digital 2021: The Latest Insights Into The State of Digital”, total populasi indonesia sebanyak 274 juta jiwa, pengguna aktif sosial media mencapai 170 juta jiwa setara dengan 61,8 persen dari total populasi pada januari 2021.

Indonesia Emas 2045 tepat satu abad indonesia merdeka. Namun, pada maknanya bukan hanya menunjukan satu abad Indonesia merdeka. Lebih jelasnya indonesia 2045 merupakan visi besar indonesia dalam proses perjalanan ke depan.

Adapun visi besarnya yaitu mewujudkan tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia yang lebih baik dan merata dengan kualitas manusia yang lebih tinggi, ekonomi Indonesia yang meningkat menjadi negara maju dan salah satu dari lima kekuatan besar ekonomi terbesar di dunia, pemerataan yang berkeadilan di semua bidang pembangunan.

Melihat dari kondisi era teknologi informasi yang kencang saat ini, tentu untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 perlu ditopang atau ditunjang dengan kualitas pemahaman mahasiswa baik itu berupa literasi digital (digital literacy) yang berkaitan dengan lingkup sosial, politik, ekonomi, pembangunan infrastruktur. Karena tingginya pemakaian masyarakat indonesia terhadap teknologi informasi maka segala bentuk permasalahan masyarakat dapat ditemukan pada ruang media yang ada.

Dalam literasi digital mahasiswa tidak hanya dituntut memahami saja. Namun lebih dari itu mahasiswa dituntut bagaimana bisa mengolah data (mempunyai skill) dalam digital teknologi informasi untuk mengetahui keadaan dinamika sosial, politik, ekonomi, dan pembangunan infrastruktur.

Pengelolaan data dalam jumlah besar untuk mengetahui dan menganalisis dinamika yang terjadi seperti pengelolaan Big Data yang mana di dalam Big Data merupakan kumpulan proses yang terdiri dari volume data berjumlah cukup besar yang terstruktur maupun tidak terstruktur dan digunakan untuk mengetahui responden masyarakat.

Pada ranah sosial dan politik pemanfaatan Big Data sangat perlu digunakan mengingat penggunaan teknologi informasi yang sangat tinggi dari masyarakat maka curhatan publik sering diungkapkan pada ruang-ruang media yang ada seperti Instagram, Twitter, Facebook, Google, dll.

Pemanfaatan Big Data ini bisa digunakan untuk menentukan arah kebijakan pemerintah dalam memformulasikan kebijakan sebelum di implementasikan.

Permasalahan sosial seperti kemiskinan, kesenjangan sosial antar daerah, dan tingkat kriminalitas perlu dilacak menggunakan Big Data. Begitupula dalam pertimbangan kebijakan pemerintah bisa mensosialisasikan melalui kanal media untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

Pada ruang ekonomi pemanfaatan Big Data mempunyai andil cukup besar. Karena untuk mengetahui kebutuhan konsumen bisa dilihat melalui Big Data.

Begitupula dalam pengembangan ekonomi kreatif harus mempunyai landasan yang kuat agar usaha yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan pasar. Begitu juga pada ruang pembangunan infrastruktur untuk mengetahui meratanya pembangunan di indonesia bisa di ukur persentase menggunakan Big Data.

Baik itu Big Data dari Pemerintah dan Big Data dari masyarakat secara langsung. Seringkali saat ini masyarakat dalam pengaduan ataupun mengungkapkan keluh kesahnya pada kanal media dan hal itu harus dicari menggunakan Big Data supaya pembangunan lebih progresif dan tepat sasaran.

Namun, rata-rata mahasiswa terutama pada jurusan lingkup pengetahuan sosial belum cukup mahir dalam pengelolaan Big Data. Hal ini menjadi ancaman sekarang dan kedepan terhadap pemuda akademis (mahasiswa) dan negara dalam mewujudkan indonesia emas 2045.

Dalam era globalisasi ini mahasiswa harus menjadi “Survival of The Fittest” artinya keberlangsungan hidup makhluk yang paling fit. Fit dalam arti yang paling mudah, beradaptasi dengan lingkungan masa kini. Beradaptasi menganalisis menggunakan ruang teknologi informasi melalui Big Data yang saat ini mencerminkan keadaan permasalahan masyarakat yang ada.

Upaya yang harus dilakukan dalam penguatan pemahaman dalam digital literasi (digital literacy) pada pengelolaan Big Data oleh pemerintah pusat atau kementerian yang terkait seperti Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) harus membuat program khusus yang bekerjasama dengan perguruan tinggi supaya penguatan pemahaman terhadap pengelolaan Big Data kepada para mahasiswa tersistematis.

Penguatan dalam arti tidak hanya sebatas penekanan pembelajaran Big Data pada mata kuliah yang ada seperti mata kuliah statistik. Namun penguatan ini harus diprogramkan secara tersistem agar arah tujuan atau target dalam pemahaman pengelolaan Big Data efektif.

Kemudian untuk Program khusus sebagai penunjang penguatan pemahaman pengelolaan Big Data yaitu B&L (Big Data Literacy). B&L merupakan program yang didalamnya terdapat pelatihan skill dan praktek Big Data. target peserta para mahasiswa semester 1-5 dan pembinanya merupakan dosen ahli dari bidang Ilmu komputer, Fisip, dan Ekonomi, dan Matematika. B&L dilaksanakan secara kerja sama antar-Lab (Laboratorium) jurusan sebagai ruang pelatihan dalam pelaksanaan program tersebut. B&L standar jadwalnya dilakukan 15 Hari 1 kali pada hari bebas Mata Kuliah agar program berjalan secara efektif dan progresif sehingga mahasiswa mahir dan mampu menguasai skill pengelolaan Big Data.

Bila Program B&L dilaksanakan oleh pemerintah secara terstruktur dan tersistematis serta bekerja sama dengan perguruan tinggi. Maka hambatan secara mendasar untuk memecahkan masalah yang menjadi indikasi bakteri terhadap kemajuan indonesia akan mudah ditemui dan dianalisis untuk dihilangkan bakteri tersebut. Sehingga peran mahasiswa sebagai agen of change dalam pemanfaatan Big Data berpengaruh terhadap harapan menuju Indonesia Emas 2045. (**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.