Pyongyang, Sumselupdate.com – Kim Jong-un telah memecat puluhan pejabat karena menyebabkan “krisis” dalam perang melawan virus corona (Covid-19) dan pertempuran memerangi kelaparan yang meningkat di Korea Utara.
Korban pembersihan lalim itu termasuk anggota komite tertinggi politbiro, yang hanya memiliki lima anggota, termasuk Kim Jong Un sendiri.
“Kim Jong Un menuduh para pejabat menyebabkan insiden serius yang menimbulkan krisis besar bagi keselamatan bangsa dan rakyatnya”, kata kantor berita negara Korean Central News Agency.
Kim Jong Un telah menyerukan pertemuan dengan Partai Buruh untuk menangani tidak bertanggung jawab dan ketidakmampuan kronis di antara para petinggi.
Mereka mengkritik para pejabat karena pasif dalam merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah anti-virus di tengah pandemi yang berkepanjangan.
Pada paruh pertama tahun ini saja, diktator berusia 37 tahun itu telah mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan memimpin tiga pertemuan Partai Buruh yang diperpanjang.
Dilansir laman New York Post, Rabu (7/7/2021), surat kabar resmi negara, Nodong Sinmun, telah berulang kali menerbitkan pesan peringatan dalam beberapa hari terakhir.
Sebuah artikel dari Minggu (4/7/2021), mengatakan siapa yang merupakan subjek setia menjadi lebih jelas pada saat-saat sulit.
Editorial lain hari sebelumnya memperingatkan para pejabat akan berakhir sebagai “pecundang revolusi” jika mereka gagal mempertahankan disiplin.
Seorang pejabat pemerintah mengatakan kepada publikasi itu bahwa Kim Jong Un tidak menekan rakyat Korea Utara tetapi para pejabat tinggi.
Dia memerintahkan pembentukan departemen baru awal tahun ini untuk fokus pada pemberantasan korupsi di kalangan pejabat.
“Kim Jong Un sedang mencoba memotong suara ketidakpuasan. Sepertinya pemerintahan teror akan terus memadamkan ketidakpuasan dan kerusuhan internal,” ujar seorang pembelot senior Korea Utara.
Lalim sebelumnya mengatakan ekonomi yang dikelola negara tidak dapat memberi makan warganya di tengah kelaparan yang meningkat, situasinya “menjadi tegang”.
Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) mengatakan negara itu hanya memiliki persediaan dua bulan tersisa.
Bagaimanapun, Kim Jong Un terus mengklaim tidak ada kasus Covid-19, meskipun mengambil keputusan lockdown ketat, termasuk penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan domestik.
Dalam siaran publik tentang kesehatan pemimpin tertinggi, media pemerintah membahas kondisinya yang “kurus” setelah muncul foto-foto dirinya yang tampak lebih ramping.
“Melihat sekretaris jenderal yang dihormati [Kim Jong Un] tampak kurus sangat menghancurkan hati rakyat kami. Semua orang mengatakan bahwa air mata mereka mengalir,” kata seorang lelaki yang tidak disebutkan namanya di Pyongyang. (adm3/sur)