Cegah Penyanderaan, RI Bisa Bantu Ekonomi Filipina Selatan

Rabu, 20 April 2016
Milisi Abu Sayyaf

Terkait dengan aksi penyanderaan 14 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dilakukan oleh kelompok milisi Abu Sayyaf, pengamat terorisme dari Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya mengatakan pemerintah harus bijak menghadapinya.

“Memaksimalkan semua saluran dan cara yang memungkinan dengan prioritas keselamatan nyawa mereka,” ujar Harits Selasa (19/4) sebagaimana dikutip dari laman Republika Online.

Bacaan Lainnya

Yang lebih penting, kata dia, Indonesia perlu merumuskan langkah-langkah strategis dan taktis untuk mengurangi atau mencegah kejadian berulang. Tentu ini terkait kerjasama multilateral di kawasan regional.

“Jika perlu pendekatan ekonomi, Indonesia berkontribusi secara aktif untuk meningkatkan pertumbuhan kawasan Filipina Selatan yang notabene sangat miskin,” kata Harits.

Menurut dia, itu langkah strategis jangka panjang yang akan bisa mereduksi banyak tindak kriminal yang disebabkan faktor lemahnya ekonomi dan hilangnya rasa keadilan.

Seperti diberitakan sebelumnya, pembebasan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina masih dalam tahap negosiasi antara perusahaan dengan pihak penawan. Perusahaan sepakat membayar 50 juta peso atau setara Rp 37,7 miliar untuk membebaskan 10 WNI tersebut. Untuk empat orang yang ditahan lainnya, pemerintah masih mencoba melakukan kontak dan mendeteksi lokasi keberadaan mereka. (adm3)

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait