‘Bikini vs Jilbab’ di Pertandingan Bola Voli Pantai Ramaikan Internet

Rabu, 10 Agustus 2016
Tim bola voli pantai berbikini (Jerman) v berhijab (Mesir)_foto: EPA

Rio de Jenairo, Sumselupdate.com– Fenomena “bikini versus jilbab” pada pertandingan voli pantai puteri di ajang Olympiade 2016 di Rio de Jenairo mengundang perhatian publik, terutama di laman internet. Demikian seperti dilansir BBC, Rabu (10/8).

Bagi media London Times, ini adalah suatu “benturan budaya”. Daily Mail memandangnya sebagai “sebuah perbedaan budaya yang besar” di antara “yang ditutup” dan “jangan ditutup”. Sementara bagi the Sun memandang perbedaan ini bukannya “sangat besar”, tetapi “kolosal”.

Bacaan Lainnya

Foto tim bola voli wanita Mesir melawan Jerman melanda internet sejak hari Senin (8/8). Sebagian orang memusatkan perhatian pada yang memisahkan para pemain, sementara yang lainnya memfokuskan diri pada hal yang menyatukan mereka.

“Terlepas dari pertentangan antara hijab melawan bikini, seberapa besar ‘benturan budaya’ yang terjadi jika keduanya mempertandingkan bola voli pantai di Olimpiade?” demikian cuit kolumnis Ben Machell.

Wartawan CNN, Bill Weir, menggambarkannya di Twitter sebagai sebuah tes Rorschach Olimpiade, yang menanyakan, “Anda melihat satu benturan budaya atau kekuatan menyatukan olahraga?”

Sampai Olimpiade 2012, pemain bola voli diwajibkan memakai bikini – dengan bagian bawahnya tidak lebih dari 7cm dari atas ke bawah di bagian pinggul – atau baju renang satu potong.

Australian Sports Commission mengecam International Volleyball Federation (FIVB) karena “memperkenalkan seragam untuk memusatkan perhatian kepada tubuh atlet bukannya alasan teknis, praktis atau perbaikan kinerja.”

Tetapi sejak tahun 2012 peraturan mengizinkan wanita memakai celana pendek, blus tangan pendek dan body suit. (ram)

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait