Benarkah Rotasi Bumi Saat Ini Melambat? Begini Faktanya

Penulis: - Sabtu, 20 Juli 2024
Ilustrasi inti dalam Bumi.

Jakarta, Sumselupdate.com – Jarang ada yang tahu bahwa rotasi Bumi ternyata tidak selalu sama dan sempurna. Nyatanya, rotasi Bumi justru bisa melambat dan bahkan ada teori rotasi Bumi berputar lebih cepat. Lantas bagaimana sebenarnya?

Selama ini, diketahui bahwa rotasi Bumi adalah peredaran Bumi pada poros atau sumbunya. Saat rotasi, Bumi akan bergerak dari arah barat ke timur atau terlihat bertentangan dengan arah jarum jam.

Bacaan Lainnya

Rotasi Bumi ini berlangsung selama 23 jam 56 menit atau 24 jam kurang 4 menit untuk sekali putaran. Dalam peristiwa rotasi Bumi ini, atmosfer yang menyelimuti bumi juga akan ikut berotasi.

Rotasi Bumi sendiri dapat mengakibatkan beberapa kejadian yang berdampak pada kehidupan makhluk hidup di bumi.

Contohnya seperti terjadinya siang-malam, perbedaan waktu di berbagai wilayah, gerak semu harian Matahari, Pembelokan Arus Air Laut, dan perbedaan percepatan gravitasi Bumi.

Benarkah Rotasi Bumi Melambat?
Dikutip dari BBC Science Focus, para peneliti sepakat untuk mendefinisikan satu hari sebagai 86.400 detik atau 24 jam. Jadi ini juga menjadi waktu yang dibutuhkan Bumi untuk berotasi satu kali.

Nyatanya, rotasi Bumi justru bisa melambat sehingga lamanya hari bertambah rata-rata sekitar 1,8 milidetik per abad. Ini artinya, 600 juta tahun yang lalu, satu hari hanya berlangsung selama 21 jam.

“Variasi panjang hari ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk efek pasang surut Bulan dan Matahari, penggabungan inti-mantel di dalam Bumi, dan distribusi massa secara keseluruhan di planet ini,” ucap Alastair, astronom radio di Pusat Astrofisika Jodrell Bank di Universitas Manchester.

Selain itu, aktivitas seismik, glasiasi, cuaca, lautan, dan medan magnet bumi juga dapat memengaruhi lamanya hari.

Penemuan Sebaliknya dari Ilmuwan
Meski dikatakan melambat, para ilmuwan justru pernah menemukan sebaliknya. Pada 2020, para ilmuwan menemukan bahwa, alih-alih melambat, Bumi justru mulai berputar lebih cepat.

Menurut penemuan mereka, Bumi berputar lebih cepat dibandingkan sebelumnya dalam 50 tahun terakhir. Faktanya, 28 hari terpendek yang pernah tercatat semuanya terjadi pada 2020.

Meski begitu, sampai saat ini para ilmuwan belum sepenuhnya yakin apa yang menyebabkan peningkatan laju rotasi Bumi ini.

Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh mencairnya gletser pada abad ke-20, atau akumulasi air dalam jumlah besar di reservoir di belahan Bumi utara.

Namun, kata ilmuwan, kenaikan (percepatan) ini hanya bersifat sementara dan (rotasi) Bumi akan mulai melambat lagi pada masa depan.

Benarkah Mencairnya Gletser Bisa Memperlambat Rotasi Bumi?
Dalam studi yang terbit pada Juni 2024, terdapat sebuah penelitian dan kajian yang didasarkan pada variasi antara gelombang dengan kekuatan serupa, yang melewati inti pada waktu yang berbeda.

Data seismogram dari gempa dan ledakan berulang di Bumi menunjukkan kecepatan rotasi inti padat bagian dalam terus menurun dibandingkan permukaan Bumi selama beberapa tahun terakhir.

Kemudian menurut studi baru di jurnal Nature, dikatakan bahwa faktor yang bisa memperlambat rotasi Bumi dan menghambat percepatan inti luar cair Bumi adalah mencairnya es di kutub secara drastis.

Pencairan ini terjadi akibat meningkatnya suhu global yang semakin panas. Pada gilirannya, pergeseran air menyebabkan redistribusi massa planet kita secara besar-besaran sehingga kecepatan rotasinya pun menurun.

Akibat yang tidak biasa dari perubahan iklim ini adalah interaksi dengan kekuatan lain yang memengaruhi kecepatan rotasi planet yang pada akhirnya bahkan dapat mengubah cara orang di Bumi mengatur waktu.

“Hanya dalam beberapa tahun, kita mungkin harus melakukan penghapusan ‘detik kabisat’ untuk pertama kalinya,” kata Duncan Agnew, ahli geofisika di Scripps Institution of Oceanography, dikutip dari Smithsonian Magazine.

“Ini adalah salah satu hal yang ‘belum pernah terjadi sebelumnya’ yang kita lihat dari pemanasan global: gagasan bahwa efek ini cukup besar untuk mengubah rotasi seluruh bumi,” tambahnya.

Agnew menemukan bahwa perlambatan yang disebabkan oleh pencairan es di kutub secara efektif menutupi percepatan rotasi Bumi yang disebabkan oleh perubahan rotasi inti luar cair kita. Selama 50 tahun terakhir, satu hari menjadi lebih pendek sekitar 0,0025 detik.

Menurutnya, jika pemanasan global tidak pernah terjadi, mungkin manusia perlu mengurangi satu detik kabisat lebih cepat.

Namun karena pengaruh pemanasan, pengurangan detik kabisat ini dilakukan sekitar tahun 2028 atau 2029, meski ia mengakui prediksinya masih belum pasti. (**)

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait