Antisipasi Kekurangan Pengurus Jenazah, Pemkab Muaraenim Gelar Pelatihan

Selasa, 22 November 2022
Suasana pembukaan kegiatan pelatihan pengurusan jenazah yang dipusatkan di Masjid Agung Muaraenim, Selasa (22/11/2022).

Laporan: Endang Saputra

Muaraenim, Sumselupdate.com – Dalam mengantisipasi kelangkaan petugas pengurus jenazah, Pemkab Muaraenim menggelar kegiatan pelatihan pengurusan jenazah.

Kegiatan pelatihan yang dipusatkan di Masjid Agung Muaraenim ini diikuti 256 orang perwakilan masyarakat yang berasal dari desa atau kelurahan yang ada di Kabupaten Muaraenim, Selasa (22/11/2022).

Adapun sebagai narasumber pada pelatihan tersebut adalah Ustadz Ali Mursyi, Ustadz Abdul Karim, Ustadz Hakamudin, dan Ustadzah Misliyani dengan dipandu oleh Ustadz Solihan dari Kemenag Muaraenim.

Advertisements

Pada kesempatan itu Pj Bupati Muaraenim Kurniawan yang diwakili oleh Kabag Kesra Muaraenim H Zulfikar mengatakan, kegiatan ini sangat penting.

Dia beralasan setiap muslim yang meninggal dunia wajib dikuburkan sesuai syariat Islam. Hukum melaksanakannya adalah fardhu kifayah, artinya umat muslim wajib menunaikan, namun bila sudah ditunaikan oleh muslim yang lain, maka kewajibannya menjadi gugur.

Namun sebaliknya jika tak ada yang menjalankannya, maka semua orang di wilayah itu ikut berdosa.

“Setelah pelatihan ini, kami tidak lagi mau mendengar ada desa yang terpaksa minjam petugas pengurus jenazah dari desa lainnya. Jika masih ada berarti peserta ini tidak mengamalkan hasil pelatihannya,” ungkap Zulfikar dalam sambutannya.

Dikatakannya, betapa pentingnya memahami tata cara mengurus jenazah yang benar sesuai syariat Islam. Sebab selama ini, umumnya yang merawat jenazah hanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah terbiasa.

Dan jika orang tersebut tidak ada lagi, maka tidak menutup kemungkinan kedepan akan ada kelangkaan untuk petugas pengurus jenazah yang benar-benar memahami tata cara mengurus jenazah.

“Ada banyak faktor yang mempengaruhi orang-orang untuk tidak terlibat mengurus jenazah, di antaranya karena kurang tahu caranya, masih ragu-ragu, takut atau memiliki trauma terhadap fenomena kematian dan sebagainya. Dengan pelatihan ini, yang tidak tahu menjadi tahu, yang ragu-ragu menjadi tidak ragu-ragu lagi, yang sudah paham akan lebih paham lagi dan membagikan pengetahuan dan pengalamannya,” ujarnya.

Masih menurut Zulfikar, saat ini, sangat perlu sekali regenerasi dan pelatihan tata cara mengurus jenazah ini.

“Latar belakang digelarnya pelatihan pengurusan jenazah ini, berawal dari adanya kekurangan petugas pengurus jenazah di desa dalam Kabupaten Muaraenim. Karena masih ada di masyarakat yang masih menganggap sepele dengan ilmu pengetahuan tata cara mengurus jenazah sehingga sering terabaikan,” terangnya.

Lebih lanjut ia mengatakan ilmu tersebut sangat penting untuk diketahui oleh seorang muslim tatkala ada yang meninggal dunia.

Pengurusan jenazah tidaklah sederhana, melainkan cukup kompleks yang meliputi proses memandikan, mengkafani, menshalati, mengantarkan hingga menguburkannya. Dan semua tahapan tersebut ada adabnya dan bacaannya tidak hanya sekadar memandikan, mengkafani, menshalati, dan menguburkannya.

“Ada tata cara mengkapaninya, cara memotong dan mengukurnya tidak sembarangan. Cara memandikannya, menshalatkannya tidak ada dengan shalat fardu dan sunat hingga menguburkannya,” bebernya.

Kedepan, lanjut Zulfikar, pihaknya telah menggelar pelatihan ini sejak tahun 2019, namun ketika ada pandemi Covid-19 terpaksa ditunda. Dan baru pada tahun 2022 ini, kembali digelar seiring melandainya penyebaran Covid-19.

Sebelumnya, untuk menstimulasi masyarakat untuk mengikuti pelatihan pihaknya menyiapkan seluruh akomodasi, bahkan memberikan reward umrah bagi peserta terbaik bagi laki-laki dan perempuan.

Namun untuk kali ini, pihaknya hanya memberikan akomodasi dan reward kepada sepuluh peserta terbaik masing-masing Rp1 juta.

“Masing-masing peserta kita berikan akomodasi dan uang transportasi Rp 300 ribu serta ilmu. Dan bagi 10 yang terbaik kita reward lagi. Untuk itu, belajarlah dengan sungguh-sungguh selama pelatihan sehingga bisa dipraktekkan setelah pulang dari pelatihan,” harapnya.

Sementara itu menurut salah satu peserta Suhardiman (48), warga Desa Sukadana dan Supario (44), warga Desa Sukajadi, Kecamatan Sungai Rotan, Kabupaten Muaraenim, dirinya sangat senang sekali mengikuti pelatihan ini.

Terlebih lagi, menurutnya, bisa mengikuti pelatihan ini adalah orang pilihan dari desa/kelurahan di Kabupaten Muaraenim.

“Untuk belajar atau bertanya di desa sangat sulit, untuk itu dengan kesempatan ini saya akan belajar dan bertanya sedetil mungkin sehingga habis pelatihan ini bisa diterapkan di desa saya nanti,” katanya. (**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.