Jakarta, Sumselupdate.com – Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan politik identitas muncul saat suatu kelompok merasa identitas politiknya terancam. Sehingga, kelompok tersebut akan mengobarkan semangat heroisme ke para relawannya.
“Politik identitas ini akan muncul ketika identitas dia akan terancam oleh kelompok lain, kalau dia jadi pemenang. Maka dia mengobarkan semangat, untuk mengobarkan heroisme di tingkat para pembela, di tingkat para relawan,” kata Muzani dalam Forum Diskusi Pemilu yang digelar Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) pagi ini, Rabu (13/9/2023).
Pernyataan ini disampaikan Muzani saat menanggapi pertanyaan tentang strategi para partai politik (parpol) untuk menjaga kondusivitas di tengah kebutuhan suara pemilih. Penanya menyinggung sebagian pemilih dalam pemilu masih kental dengan politik identitasnya, yang kerap menimbulkan konflik horizontal.
Muzani mengatakan para elite politik harus mengatasi persoalan ini, dengan menjelaskan perjuangan kelompoknya bukan ancaman bagi kelompok manapun. Namun, lanjut Muzani, penjelasan tersebut tak akan diterima para relawan yang sudah ekstrem.
“Ini lah yang kemudian menurut saya harus dijawab oleh para elite, bahwa apa yang diperjuangkan oleh kami tidak menjadi ancaman bagi siapapun, kecuali dia berpikir ekstrem,” ucap Muzani.
Muzani menyebut relawan atau kader yang ekstrem akan melihat perbedaan kelompok lain secara berlebihan dan seolah-olah ancaman untuk kelompoknya. Oleh sebab itu dia meminta tiap tim pemenangan bapaslon capres-cawapres untuk memberi pemahaman kepada pendukungnya soal program masing-masing bakal paslon adalah bersifat umum, bukan hanya untuk kelompoknya.
“Yang menjadi soal ketika ada ekstrimisme yang berlebihan yang menyebabkan kemudian dia mengobarkan heroisme perlawanan, seolah-olah ada ancaman bagi kelompoknya. Penting bagi setiap tim pemenangan untuk mengabarkan kepada seluruh rakyat Indonesia kalau program ini untuk semua, kemenangan ini untuk bangsa Indonesia, kemenangan ini bukan hanya untuk kelompok dan pemilihnya,” pungkas Muzani. (dnc)